Minggu, 01 Agustus 2010

Kembali kepada Manhaj Para Sahabat dan Pengikutnya

Ditulis Oleh DR. Ahmad Zain An-Najah, M.A
Monday, 16 June 2008

1. Ajaran Islam pada hari ini sudah banyak tercampur dengan kebathilan, sehingga banyak dari umat Islam yang tidak bisa memahami ajaran Islam yang sebenarnya.
2. Untuk membersihkan kembali ajaran Islam tersebut, maka di perlukan kaidah- kaidah yang berdasarkan Al Quran dan Sunnah, sehingga umat Islam bisa merujuk kepadanya ketika di perlukan.
3. Kaidah tersebut terkristal di dalam “ pemahaman Rosul dan para sahabat serta para pengikutnya “

قل هذه سبيلي أدعو إلى الله على بصيرة أنا ومن اتبعني وسبحان الله وما أنا من المشركين ( يوسف : 108 )

عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين تمسكوا بها عضوا عليها بالنواجذ

خير الناس قرني ثم الذين يلونهم، ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ( متفق عليه )

ستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة كلها في النار إلا واحدة ( ما أنا عليه وأصحابي )

1. Beberapa latar belakang untuk mengambil manhaj tersebut :

* Allah telah meridhoi generasi sahabat ( lihat QS.At Taubah : 100, Al Fath : 18 )
* Mereka para sahabat telah di janjikan Allah syurga :

لا يستوي منكم من أنفق من قبل الفتح وقاتل ، أولئك أعظم درجة من الذين أنفقوا من بعد

وقاتلوا وكلا وعد الله الحسنى ( الحديد : 10 )

“Al husna”di dalam ayat tersebut menurut mufassirin adalah syurga

* Kita di larang untuk dengki dan benci terhadap mereka ( QS. Al Hasyr : 8- 10 )

ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ( الحشر10)

* Kita di larang untuk mencaci mereka

(لا تسبوا أحدا من أصحابي فلو أحدكم أنفق مثل أحد ذهبا ما أدرك مد أحدهم ولا نصيفه ) متفق عليه

* Ibnu Mas’ud berkata : “ Barang siapa yang ingin mengambil contoh suri tauladan, hendaklah mengambil para tokoh yang telah meninggal dunia, sesungguhnya orang yang masih hidup kemungkinan masih bisa terkena fitnah, merekalah para sahabat Muhammad saw, merekalah sebaik- baik umat , yang paling bersih hatinya, ilmunya paling mendalam, paling sedikit takkalufnya / tdk bertele-tele. Allah telah memilih mereka untuk menjadi sahabat nabi-Nya, untuk menegakkan agama-Nya, maka carilah fadhilah mereka, ikutlah atsar mereka, pegang eratlah akhlak dan agama mereka, karena sesunguhnya mereka berada pada jalan yang lurus
* Berkata Imam Thohawi : “ Mencintai para sahabat termasuk bagian dari ajaran agama , Iman, dan Ihsan sedang membenci mereka termasuk bagian dari kekafiran , kenifakan dan perbuatan yang melampaui batas “ ( Syarh Thohawiyah ; 2/689 )

1. Beberapa contoh manhaj sahabat yang patut kita terapkan di dalam kehidupan kontemporer :

· a.sebagaimana yg di katakan Ibnu Mas’ud kepada para sahabatnya : ( Bahwa engkau kini berada pada zaman yang banyak fuqoha’nya sedikit qurro’nya, di jaga di dalamnya hukum-hukum Al Quran, walau kadang terlepas hurufnya, sedikit yang minta-minta , banyak yang memberi, yang memanjangkan sholat dan memendekkan khutbah, yang mendahulukan amalnya sebelum hawanafsunya, Dan akan datang nanti sebuah generasi yang sedikit fuqoha’nya , banyak sekali quroo’nya, diperhatikan bacaan Al Qur’an-nya tapi di langgar hukum- hukumnya., banyak yang minta2 sedikit yang memberi, banyak yang bicara, pendek-pendek sholat mereka , mendahulukan hawa nafsunya atas amalannya )

· b. mereka mencukupkan diri hanya dengan apa yang ada di dalam Al Quran dan Hadits. sikap mereka dengan Al Quran dan Hadits seperti sikap seorang prajurit yang menerima perintah dari komandannya

· c. menuntut ilmu untukdi amalkan , dalam atsar di sebutkan : “ Kami (para sahabat), jika belajar 10 ayat dari Al Quran, kemudian berhenti untuk di amalkan”



PENERAPAN MANHAJ SAHABAT DI DALAM DUNIA KONTEMPORER.

1. Manhaj dakwah : menekankan kepada Tashihul Aqidah terlebih dahulu, Dasa-dasar nya : Prioritas dakwah para nabi adalah tauhid ( Qs. Al Abinya’ : 25 )

وما أرسلنا من قبلك من رسول إلا نوحي إليه أنه لا إله إلا أنا فاعبدون

Dakwah nabi saw, selama 13 tahun di Mekkah, menekankan kepada tauhid

حديث معاذ : ( فليكن أول ما تدعوهم شهادة أن لا أله إلا الله ) متفق عليه

1. Menekankan kepada ilmu dan amal (lihat Qs Al Fatihah) bahwa orang Yahudi dimurkai Allah karena berilmu tanpa amal, sedang Nasroni sesat karena beramal tanpa ilmu,( lihat juga QS. Yusuf 108 )
2. Menyakini bahwa hakikat kemenangan bukanlah dengan kekuasaan dan banyaknya pengikut, akan tetapi hakekat kemenangan adalah menangnya aqidah diatas hawa nafsu, istiqomah di dalam jalan yang benar , walau sedikit pengikut. Beberapa landasannya :

· a/ Kisah para nabi

· b/( QS Al Buruj ) Kisah Ashabul Ukhdud ( mereka mati di bakar, akan tetapi Allah memuji keteguhan iman mereka)

· c/.QS. Az Zukruf : 41-43 فاستمسك بالذي أوحى إليك إنك على صراط مستقيم

Yang paling ditekankan dalam ayat ini adalah “ memegang teguh apa yg telah di wahyukan oleh Allah, adapun keberhasilan dakwah itu adalah urusan Allah .

· d/Hadist Ukasyah yg menyebutkan bahwa Rosulullah dalam mimpinya di nampakkan seorang nabi bersama 10 pengikutnya dan nabi bersamanya 1 atau 2 pengikut dan nabi yang tdk ada pengikutnya…dst.

1. Referensi dan rujukan utama : adalah para ulama yang komitmen dengan Islam dan mu’tabar dalam keilmuannya , sejak zaman sahabat, tabi’in, para fuqoha, hingga hari ini. Dasar- dasarnya, adalah : QS. An Nisa :115

ومن يشاقق الرسول من بعد ما تبين له الهدى ويتبع غير سبيل المؤمنين نوله ما تولى

Sabilul mukminin adalah jalan dan manhajnya ulama-ulama mukminin.

فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون ( الأنبياء : 7 )

Ayat diatas menunjukkan kewajiban umat Islam mengembalikan permasalahan kepada para Ahli Dzikir ( para ulama ) , lihat juga QS. Fathir : 28.

Di dalam hadits di sebutkan bahwa para ulama adalah pewaris para nabi

Dan tiada yang wajib di taati secara syar’I kecuali mereka. ( QS. An Nisa: 59)

يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله و أطيعوا الرسول و أولي الأمر منكم

Ulil Amri dalam ayat tersebut mempunyai 2 arti : para pemimpin dan para ulama. Seorang pemimpin pun di dalam kepemimpinannya harus merujuk pada ulama. ( lihat makalah ; mengembalikan peran ulama., dalam majalah “ Al Mitsaq “ , edisi : 11 )

Rujukan ini kita pegang dikala hilangnya Khilafah Islamiyah dan terpecahnya umat Islam.

1. Dalam menghadapi perbedaan pendapat —–> Menghormati pendapat orang lain dari golongan mana saja, selama mempunyai landasan syar’I yang mu’tabar ( khususnya dalam masalah furu’ fiqhiyah dan masalah-masalah ijitihadiyah dakwiyah kontemporer ) ( dasar-dasarnya : peristiwa yg menyebutkan perselisahan antara para sahabat , Abu Bakar dan Umar, perang Ahzab, perang shiffin dll)
2. Berkeyakinan bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan, pendapatnya bisa diterima dan ditolak sesuasai dalil syari’I, kecuali nabi Muhammad saw. Dan tidak fanatik terhadap seorang syekh atau pemimpin atau suatu kelompok. Imam Malik berkata : “ semua orang , pendapatnya bisa diterima dan ditolak kecuali yang ada di kuburan ini( maksudnya Rosulullah saw ) “
3. Berkeyakinan bahwa setiap kelompok dan jama’ah mempunyai kelebihan dan kekurangan, tidak ada yang maksum kecuali jama’ahnya para sahabat ra. , hal itu karena Ijma’ para sahabat adalah hujjah, yang harus diambil oleh setiap muslim. Maka harus ditekankan kerja sama yang sehat, menghindari perpecahan dan menjauhi sikap saling tuduh menuduh —-> وتعاونوا على البر و التقوى ( المائدة : 2 )

Karena penyatuan kekuatan kaum muslimin merupakan bagian ajaran

yang Islam yang sangat mendasar.

1. Memberikan kebebasan pada setiap muslim untuk melaksanakan agamanya sesuai kemampuan dan pemahaman yang berlandasakan ilmu syar’i atau dalam kerangka ilmiyah .
2. Menghindari tekanan, doktrin dan propaganda untuk memperbanyak pengikut, karena Islam memerintahkan umatnya untuk melaksanakan ajarannya dengan ilmu dan kesadaran , bukan dengan penekanan, doktrin serta propaganda serta pemaksaan .( Qs. Yusuf : 108 )

قل هذه سبيلي أدعو إلى الله على بصيرة أنا ومن اتبعني

1. Bersifat terbuka sebagaimana terbukanya Islam bagi seluruh manusia dan siap berdiskusi dan membicarakan masalah – masalah keislamaan.
2. Menolak segala firqoh-firqah sesat ( Mu’tazilah, Murjiah, Syiah, Khowarij, Jabariyah, Qodariyah, Jahmiyah, Mu’athilah, Musyabihah, Ahmadiyah, Bathiniyah, Sufiah dll) dan madzab- madzab sesat kontemporer ( Zeonisme, Nasionalisme, Kapitalisme, Sosialisme, Liberalisme, Demokrasi, Theokrasi, dll )



Garis besar dari pembahasan di atas bisa di lihat skema dari (QS Yusuf;10 8) :

قل هذه سبيلي —–> menunjukkan bahwa jalan dakwah ini jelas, tidak tertutup dan tidak eklusif, untuk semua kalangan .

أدعو إلى الله —–> kita mengajak orang kepada ajaran Islam, bukan pada suatu jama’ah, kelompok, maupun partai. (larangan ta’asub pada suatu kelompok dan pemimpin ) .

على بصيرة dakwah ini berdasarkan ilmu, kesadaran, bukan doktrin,

propaganda dan tekanan. ( penekanan pada ilmu syar’I )

أنا ومن اتبعني menunjukkan bahwa manhaj yang di pakai adalah manhaj

pengikut Rosulullah saw( yaitu para sahabat dan pengikutnya) , juga menganjurkan untuk saling kerja sama, berjama’ah untuk

menegakkan dakwah ini.

وسبحان الله وما أنا من المشركين—–> prioritas dakwah adalah pembinaan aqidah dahulu. an hakikat kemenangan adalah kemenangan aqidah diatas hawa

nafsu, tercapainya peribadatan hanya kepada Allah saja.



* Makalah ini di presentasikan pada hari raya Idul Fitri 2 Syawal 1423 H di KSH ( Kelompok Study Al Hanif ) , Rob’ah , Kairo

sumber :www.ahmadzain.com/