Minggu, 01 Agustus 2010

Kembali kepada Manhaj Para Sahabat dan Pengikutnya

Ditulis Oleh DR. Ahmad Zain An-Najah, M.A
Monday, 16 June 2008

1. Ajaran Islam pada hari ini sudah banyak tercampur dengan kebathilan, sehingga banyak dari umat Islam yang tidak bisa memahami ajaran Islam yang sebenarnya.
2. Untuk membersihkan kembali ajaran Islam tersebut, maka di perlukan kaidah- kaidah yang berdasarkan Al Quran dan Sunnah, sehingga umat Islam bisa merujuk kepadanya ketika di perlukan.
3. Kaidah tersebut terkristal di dalam “ pemahaman Rosul dan para sahabat serta para pengikutnya “

قل هذه سبيلي أدعو إلى الله على بصيرة أنا ومن اتبعني وسبحان الله وما أنا من المشركين ( يوسف : 108 )

عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين تمسكوا بها عضوا عليها بالنواجذ

خير الناس قرني ثم الذين يلونهم، ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ( متفق عليه )

ستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة كلها في النار إلا واحدة ( ما أنا عليه وأصحابي )

1. Beberapa latar belakang untuk mengambil manhaj tersebut :

* Allah telah meridhoi generasi sahabat ( lihat QS.At Taubah : 100, Al Fath : 18 )
* Mereka para sahabat telah di janjikan Allah syurga :

لا يستوي منكم من أنفق من قبل الفتح وقاتل ، أولئك أعظم درجة من الذين أنفقوا من بعد

وقاتلوا وكلا وعد الله الحسنى ( الحديد : 10 )

“Al husna”di dalam ayat tersebut menurut mufassirin adalah syurga

* Kita di larang untuk dengki dan benci terhadap mereka ( QS. Al Hasyr : 8- 10 )

ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ( الحشر10)

* Kita di larang untuk mencaci mereka

(لا تسبوا أحدا من أصحابي فلو أحدكم أنفق مثل أحد ذهبا ما أدرك مد أحدهم ولا نصيفه ) متفق عليه

* Ibnu Mas’ud berkata : “ Barang siapa yang ingin mengambil contoh suri tauladan, hendaklah mengambil para tokoh yang telah meninggal dunia, sesungguhnya orang yang masih hidup kemungkinan masih bisa terkena fitnah, merekalah para sahabat Muhammad saw, merekalah sebaik- baik umat , yang paling bersih hatinya, ilmunya paling mendalam, paling sedikit takkalufnya / tdk bertele-tele. Allah telah memilih mereka untuk menjadi sahabat nabi-Nya, untuk menegakkan agama-Nya, maka carilah fadhilah mereka, ikutlah atsar mereka, pegang eratlah akhlak dan agama mereka, karena sesunguhnya mereka berada pada jalan yang lurus
* Berkata Imam Thohawi : “ Mencintai para sahabat termasuk bagian dari ajaran agama , Iman, dan Ihsan sedang membenci mereka termasuk bagian dari kekafiran , kenifakan dan perbuatan yang melampaui batas “ ( Syarh Thohawiyah ; 2/689 )

1. Beberapa contoh manhaj sahabat yang patut kita terapkan di dalam kehidupan kontemporer :

· a.sebagaimana yg di katakan Ibnu Mas’ud kepada para sahabatnya : ( Bahwa engkau kini berada pada zaman yang banyak fuqoha’nya sedikit qurro’nya, di jaga di dalamnya hukum-hukum Al Quran, walau kadang terlepas hurufnya, sedikit yang minta-minta , banyak yang memberi, yang memanjangkan sholat dan memendekkan khutbah, yang mendahulukan amalnya sebelum hawanafsunya, Dan akan datang nanti sebuah generasi yang sedikit fuqoha’nya , banyak sekali quroo’nya, diperhatikan bacaan Al Qur’an-nya tapi di langgar hukum- hukumnya., banyak yang minta2 sedikit yang memberi, banyak yang bicara, pendek-pendek sholat mereka , mendahulukan hawa nafsunya atas amalannya )

· b. mereka mencukupkan diri hanya dengan apa yang ada di dalam Al Quran dan Hadits. sikap mereka dengan Al Quran dan Hadits seperti sikap seorang prajurit yang menerima perintah dari komandannya

· c. menuntut ilmu untukdi amalkan , dalam atsar di sebutkan : “ Kami (para sahabat), jika belajar 10 ayat dari Al Quran, kemudian berhenti untuk di amalkan”



PENERAPAN MANHAJ SAHABAT DI DALAM DUNIA KONTEMPORER.

1. Manhaj dakwah : menekankan kepada Tashihul Aqidah terlebih dahulu, Dasa-dasar nya : Prioritas dakwah para nabi adalah tauhid ( Qs. Al Abinya’ : 25 )

وما أرسلنا من قبلك من رسول إلا نوحي إليه أنه لا إله إلا أنا فاعبدون

Dakwah nabi saw, selama 13 tahun di Mekkah, menekankan kepada tauhid

حديث معاذ : ( فليكن أول ما تدعوهم شهادة أن لا أله إلا الله ) متفق عليه

1. Menekankan kepada ilmu dan amal (lihat Qs Al Fatihah) bahwa orang Yahudi dimurkai Allah karena berilmu tanpa amal, sedang Nasroni sesat karena beramal tanpa ilmu,( lihat juga QS. Yusuf 108 )
2. Menyakini bahwa hakikat kemenangan bukanlah dengan kekuasaan dan banyaknya pengikut, akan tetapi hakekat kemenangan adalah menangnya aqidah diatas hawa nafsu, istiqomah di dalam jalan yang benar , walau sedikit pengikut. Beberapa landasannya :

· a/ Kisah para nabi

· b/( QS Al Buruj ) Kisah Ashabul Ukhdud ( mereka mati di bakar, akan tetapi Allah memuji keteguhan iman mereka)

· c/.QS. Az Zukruf : 41-43 فاستمسك بالذي أوحى إليك إنك على صراط مستقيم

Yang paling ditekankan dalam ayat ini adalah “ memegang teguh apa yg telah di wahyukan oleh Allah, adapun keberhasilan dakwah itu adalah urusan Allah .

· d/Hadist Ukasyah yg menyebutkan bahwa Rosulullah dalam mimpinya di nampakkan seorang nabi bersama 10 pengikutnya dan nabi bersamanya 1 atau 2 pengikut dan nabi yang tdk ada pengikutnya…dst.

1. Referensi dan rujukan utama : adalah para ulama yang komitmen dengan Islam dan mu’tabar dalam keilmuannya , sejak zaman sahabat, tabi’in, para fuqoha, hingga hari ini. Dasar- dasarnya, adalah : QS. An Nisa :115

ومن يشاقق الرسول من بعد ما تبين له الهدى ويتبع غير سبيل المؤمنين نوله ما تولى

Sabilul mukminin adalah jalan dan manhajnya ulama-ulama mukminin.

فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون ( الأنبياء : 7 )

Ayat diatas menunjukkan kewajiban umat Islam mengembalikan permasalahan kepada para Ahli Dzikir ( para ulama ) , lihat juga QS. Fathir : 28.

Di dalam hadits di sebutkan bahwa para ulama adalah pewaris para nabi

Dan tiada yang wajib di taati secara syar’I kecuali mereka. ( QS. An Nisa: 59)

يا أيها الذين آمنوا أطيعوا الله و أطيعوا الرسول و أولي الأمر منكم

Ulil Amri dalam ayat tersebut mempunyai 2 arti : para pemimpin dan para ulama. Seorang pemimpin pun di dalam kepemimpinannya harus merujuk pada ulama. ( lihat makalah ; mengembalikan peran ulama., dalam majalah “ Al Mitsaq “ , edisi : 11 )

Rujukan ini kita pegang dikala hilangnya Khilafah Islamiyah dan terpecahnya umat Islam.

1. Dalam menghadapi perbedaan pendapat —–> Menghormati pendapat orang lain dari golongan mana saja, selama mempunyai landasan syar’I yang mu’tabar ( khususnya dalam masalah furu’ fiqhiyah dan masalah-masalah ijitihadiyah dakwiyah kontemporer ) ( dasar-dasarnya : peristiwa yg menyebutkan perselisahan antara para sahabat , Abu Bakar dan Umar, perang Ahzab, perang shiffin dll)
2. Berkeyakinan bahwa setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan, pendapatnya bisa diterima dan ditolak sesuasai dalil syari’I, kecuali nabi Muhammad saw. Dan tidak fanatik terhadap seorang syekh atau pemimpin atau suatu kelompok. Imam Malik berkata : “ semua orang , pendapatnya bisa diterima dan ditolak kecuali yang ada di kuburan ini( maksudnya Rosulullah saw ) “
3. Berkeyakinan bahwa setiap kelompok dan jama’ah mempunyai kelebihan dan kekurangan, tidak ada yang maksum kecuali jama’ahnya para sahabat ra. , hal itu karena Ijma’ para sahabat adalah hujjah, yang harus diambil oleh setiap muslim. Maka harus ditekankan kerja sama yang sehat, menghindari perpecahan dan menjauhi sikap saling tuduh menuduh —-> وتعاونوا على البر و التقوى ( المائدة : 2 )

Karena penyatuan kekuatan kaum muslimin merupakan bagian ajaran

yang Islam yang sangat mendasar.

1. Memberikan kebebasan pada setiap muslim untuk melaksanakan agamanya sesuai kemampuan dan pemahaman yang berlandasakan ilmu syar’i atau dalam kerangka ilmiyah .
2. Menghindari tekanan, doktrin dan propaganda untuk memperbanyak pengikut, karena Islam memerintahkan umatnya untuk melaksanakan ajarannya dengan ilmu dan kesadaran , bukan dengan penekanan, doktrin serta propaganda serta pemaksaan .( Qs. Yusuf : 108 )

قل هذه سبيلي أدعو إلى الله على بصيرة أنا ومن اتبعني

1. Bersifat terbuka sebagaimana terbukanya Islam bagi seluruh manusia dan siap berdiskusi dan membicarakan masalah – masalah keislamaan.
2. Menolak segala firqoh-firqah sesat ( Mu’tazilah, Murjiah, Syiah, Khowarij, Jabariyah, Qodariyah, Jahmiyah, Mu’athilah, Musyabihah, Ahmadiyah, Bathiniyah, Sufiah dll) dan madzab- madzab sesat kontemporer ( Zeonisme, Nasionalisme, Kapitalisme, Sosialisme, Liberalisme, Demokrasi, Theokrasi, dll )



Garis besar dari pembahasan di atas bisa di lihat skema dari (QS Yusuf;10 8) :

قل هذه سبيلي —–> menunjukkan bahwa jalan dakwah ini jelas, tidak tertutup dan tidak eklusif, untuk semua kalangan .

أدعو إلى الله —–> kita mengajak orang kepada ajaran Islam, bukan pada suatu jama’ah, kelompok, maupun partai. (larangan ta’asub pada suatu kelompok dan pemimpin ) .

على بصيرة dakwah ini berdasarkan ilmu, kesadaran, bukan doktrin,

propaganda dan tekanan. ( penekanan pada ilmu syar’I )

أنا ومن اتبعني menunjukkan bahwa manhaj yang di pakai adalah manhaj

pengikut Rosulullah saw( yaitu para sahabat dan pengikutnya) , juga menganjurkan untuk saling kerja sama, berjama’ah untuk

menegakkan dakwah ini.

وسبحان الله وما أنا من المشركين—–> prioritas dakwah adalah pembinaan aqidah dahulu. an hakikat kemenangan adalah kemenangan aqidah diatas hawa

nafsu, tercapainya peribadatan hanya kepada Allah saja.



* Makalah ini di presentasikan pada hari raya Idul Fitri 2 Syawal 1423 H di KSH ( Kelompok Study Al Hanif ) , Rob’ah , Kairo

sumber :www.ahmadzain.com/

Kamis, 17 Juni 2010

Indahnya mencari Ilmu



Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang 'abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
Kata orang orang,,setiap sesuatu tuh kudu ada ilmunya,,Dari urusan mandi sampe  urusan urusan laennya.Masak Mie rebus juga ada Ilmunya,ga sembarangan kalau kelamaan di rebus bisa bisa jadi bubur bro..Begitu juga dalam menjalani kehidupan ini diperlukan Ilmu yang bisa mengantarkan kita kepada kebaikan dan kebenaran.
Sejatinya sih kita sebagai manusia wajib dalam mencari ilmu,mau itu masih bocah,mas mas ,mba mba,atau barangkali yang uda bangkotan(he..he..) pun tetep wajib.Kenapa? karena Rosulullah memerintahkan demikian..
Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)
Ilmu yang bermanfaat adalah Ilmu yang mengantarkan kita dekat kepada Allah ,ya terserah mau bentuknya apa,,baik yang Duniawi maupun Ukhrawi,asal tidak bertentangan dengan syariat.
Dalam mencari ilmu pun kita harus meluruskan niat tentunya hanya kepada Allah aja.Yang laen laen ga usah diniatin.Apalagi jika niat kita hanya untuk memperdebatkan sesuatu  ilmu,ih ga ada manfaatnya dah..
Ulama ulama jaman baheula (dulu)kalo dia ingin mencari ilmu sampe ngebela belain pergi keluar Negeri,sampe rela ngehabisin hartanya fi sabilillah .Bahkan Imam Ahmad pernah rela pergi keluar Negerinya hanya buat denger Hadist dari sumbernya,,subhanalloh..
Seorang penulis berkata                                                                                               
“Kebahagiaan,Kedamaian,dan ketentraman hati senantiaSA berawal dari ilmu pengetahuan,Itu terjadi karena Ilmu pengetahuan menembus hal yang samar,menemukan sesuatu yang hilang,dan menyingkapkan yang tersembunyi.Selain itu,naluri dari  jiwa manusia itu dalah selalu menegtahui hal hal yang baru dan ingin mengungkap sesuatu yang menarik”.(Dr.Aidh Al qorni dalam bukunya La Tahzan.qisthi press)
Indahnya mencari ilmu dalah ketika kita memahaminya dengan baik dan diberi kekuatan olehNya untuk mengamalkannya.Kemudian kita semakin mengenal hakikat diri kita sebenarnya siapa kita,dari mana kita ,dan akan kemana kita akan pergi.
Indahnya mencari ilmu adalah ketika persoalan persoalan yang meresahkan hati mu terjawab.Kemudian berganti dengan kemudahan kemudahan.Karena pada dasarnya Syariat itu mudah dan memudahkan
Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah (qs.thoha:1-2)
Aku diutus dengan kelurusan dan kelapangan (Al hadist)

Indahnya mencari Ilmu adalah ketika dirimu sadar bahwa sebenarnya kita ini miskin ilmu.Masih ada orang orang hebat diluar sana tapi mereka tidak menampakan jati diri mereka,mungkin menjaga agar tidak riya.Tentunya mereka lebih baik Dibanding dengan orang pura pura pandai,banyak bicara dan sombong terhadap kebenaran.Sehingga merasa cukup dengan ilmu mereka.Merasa banyak ilmu,tapi yang sebenarnya terjadi adalah prasangka saja,Ya Allah lindungi kami dari sifat ini. Seorang penyair berkata,
Katakanlah kepada orang yang merasa banyak Ilmu
Engkau Tahu satu Hal
Tapi banyak hal yang engkau tidak tahu
Mungkin ada sebagian orang yang berkata “kan yang penting implementasii! Kalo ga da implementasi sama aja bohong!..”.Sebenarnya ucapan mereka ini ga sepenuhnya salah dan ga spenuhnya benar juga.Sebab ,implementasi adalah pembuktian klo ilmu itu brmanfaat bagi dia atau tidak dan implementasi yang benar adalah yang berangkat dari ilmu yang benar pula.Jika implementasi nya mau dianggap benar,maka ilmunya pun harus benar.Al ilmu qobla qoul wal amal.
Dalam mencari ilmu pun kita harus utamakan merujuk kepada Ahlinya,sebab sesuatu pun ada ahlinya.Konyol bin banyol  kalo kita tanya masalah kebobrokan Birokrasi dan kaitannya dengan demokrasi  ama yang Ahli nuklir.,teu nyambung pisan jang..,,Kenapa? Karena si Ahli nuklir tadi ga punya ilmunya dan tidak ahli dalam masalah itu.
Oleh karena itu…Wahai saudaraku janganlah mau jadi orang yang biasa biasa aja.Jangan mau menjadi orang bodoh dan di bodohi.Mari kita keluar dari ke jahiliyahan berfikir.Disekitar kita masih banyak yang bisa diambil pelajaran.Jadikan Rosulullah,sahabat,tabiin sebagai tokoh panutan yang utama ,sebab mereka juga bukan ahli agama saja,,tapi ahli politik,perang,ekonomi,,birokrasi dsb..
Siapkan lah dirimu menjadi seorang penuntut ilmu, dan mintalah kepada Allah agar diberi pemahaman yang benar..karena hanya Allah saja lah sang pemilik kebenaran.Sedangkan kita hanya berikhtiar.Seorang penyair berkata,
Jadilah engkau orang yang kakinya berada di bawah
Namun cita citanya menggantung di langit
Akhirnya marilah kita sama sama berdoa kepada Allah agar dipahamkan olehNya diri kita tentang dien ,Allahuma faqihu fiddien,,Allahumma faqihu fiddien….
Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-Thabrani).Wallahu a’lam bi showab..

Minggu, 13 Juni 2010

Menjalin Ukhuwah

Orang Islam karena imannya tidak mencintai ketika ia harus mencintai melainkan karena Allah Ta‘ala, dan tidak membenci ketika ia harus membenci melainkan karena Allah Ta‘ala, karena ia tidak mencintai kecuali apa yang dicintai Allah Ta‘ala dan Rasul-Nya, dan ia tidak membenci kecuali apa yang dibenci Allah Ta‘ala dan Rasul-Nya. Jadi, orang Muslim mencintai karena Allah dan Rasul-Nya, dan membenci karena keduanya. Dalilnya ialah sabda Rasulullah saw.,

"Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menahan pemberian karena Allah, sungguh ía telah rnenyempurnakan imannya." (Diriwayatkan Abu Daud).

Berangkat dan perspektif inilah, orang Muslim mencintai seluruh hamba-hamba Allah Ta‘ala yang shalih, ia berikan loyalitasnya kepada mereka, membenci seluruh hamba-hamba-Nya yang fasik, dan memusuhi mereka. Ini tidak menghalangi orang Muslim untuk menjadikan sahabat-sahabatnya sebagai saudara-saudara karena Allah, dan ia beri cinta khusus kepada mereka, sebab Rasulullah saw. menganjurkan menjadikan teman-teman yang baik sebagai saudara-saudara karena Allah Ta‘ala dengan sabda-sabdanya, seperti sabda-sabdanya berikut ini:

Sabda Rasulullah saw.,

"Orang Mukmin itu jinak dan bisa dijinakkan. Tidak ada kebaikan pada orang yang tidak jinak, dan tidak bisa dijinakkan." (Diriwayatkan Ahmad, Ath-Thabrani, dan Al-Hakim yang meng-shahih-kannya).

"Sesungguhnya di sekitar Arasy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya, dan di atas mimbar-mimbar tersebut terdapat orang-orang di mana pakaian mereka adalah cahaya, dan wajah mereka adalah cahaya. Mereka bukan nabi, dan bukan pula syuhada'. Para nabi, dan syuhada' iri kepada mereka." Ditanyakan kepada Rasulullah saw., "Wahai Rasulullah, sebutkan sifat-sifat mereka kepada kita."  Rasulullah saw. bersabda, "Mereka saling mencintai karena Allah, saling duduk karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah." (Diriwayatkan An-Nasai. Hadits ini shahih).

"Sesungguhnya Allah Ta‘ala berfirman, ‘Kecintaan-Ku berhak dimiliki orang-orang yang saling berkunjung karena-Ku. Kecintaan-Ku berhak dimiliki orang-orang yang saling menolong karena-Ku'." (Diriwayatkan Ahmad dan Al-Hakim yang men-shahih-kannya).

"Ada tujuh orang yang dilindungi Allah di bawah lindungan-Nya pada hari tidak ada lindungan kecuali lindungan-Nya: (1) pemimpin yang adil, (2) pemuda yang besar dalam ibadah kepada Allah Ta'ala, (3) orang yang hatinya menyatu dengan masjid, (4) dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya bertemu karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) orang yang menyendiri berdzikir kepada Allah kemudian matanya mengucurkan airmata, (6) orang yang diajak oleh wanita yang berketurunan baik dan cantik kemudian ia berkata, ‘Aku takut kepada Allah Ta‘ala, (7) dan orang yang bersedekah dengan sedekah kemudian ia merahasiakannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan tangan kanannya." (Diriwayatkan Al-Bukhari).

"Seseorang berkunjung kepada saudaranya di desa lain, kemudian Allah menyuruh malaikat untuk berjalan mengikutinya. Ketika malaikat tersebut bertemu dengan orang tersebut, ia bertanya, ‘Engkau akan pergi kemana?' Orang tersebut menjawab, ‘Aku ingin mengunjungi saudaraku di desa ini?' Malaikat bertanya, ‘Apakah karena nikmat yang ingin engkau dapatkan?' Orang tersebut menjawab, ‘Tidak, hanya saja aku mencintai saudaraku tersebut karena Allah.' Malaikat berkata, ‘Aku adalah utusan Allah kepadamu untuk mengatakan kepadamu bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu tersebut'." (Diriwayatkan Muslim).

Syarat ukhuwwah (persaudaraan) ialah harus karena Allah Ta‘ala, dan di jalan-Nya, dalam arti kata, bersih dari ikatan-ikatan dunia dan materi, serta motivasinya ialah iman kepada Allah Ta ‘ala, dan bukan yang lain.

Adapun ciri-ciri orang yang harus dijadikan sebagai saudara ialah sebagai berikut:

1. Ia berakal, karena tidak baik bersaudara, atau bersahabat dengan orang yang kurang waras.

2. Ia berakhlak mulia, sebab orang yang amoral kendati ia berakal, namun bisa saja ia dikalahkan syahwat, dan emosi mendominasinya, akibatnya ia berbuat jahat kepada orang lain.

3. Ia bertakwa, karena orang fasik yang tidak taat kepada Tuhannya itu tidak bisa dipercaya, sebab tidak tertutup kemungkinan ia berbuat jahat terhadap saudara tanpa memperdulikan persaudaraan, dan lain sebagainya, karena orang yang tidak takut Allah Ta ‘ala itu tidak takut kepada selain Allah dalam kondisi apa pun.

4. Ia berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, jauh dari khurafat, dan bid'ah, sebab akibat buruk pelaku bid'ah itu menimpa temannya, dan karena pelaku bid'ah dan penurut hawa nafsu itu harus ditinggalkan dan diembargo, maka bagaimana mungkin menjadikan keduanya sebagai saudara, atau sahabat karib? Salah seorang dan orang-orang shalih menasihati anaknya untuk menyeleksi teman-temannya, "Anakku, jika engkau ingin bergaul dengan orang-orang, maka bergaullah dengan orang yang jika engkau mengabdi kepadanya maka ia melindungimu, jika engkau bergaul dengannya maka ia menghiasimu, dan jika perbekalanmu habis maka dia  memberikan perbekalan kepadamu. Bergaullah dengan orang yang jika engkau menyodorkan tanganmu dengan kebaikan maka ia juga menyodorkan tangannya, jika ia melihat kebaikan padamu maka ia menghitungnya, dan jika ia melihat kesalahan padamu maka ia menutupnya. Bergaullah dengan orang yang jika engkau meminta kepadanya maka ia memberi apa yang engkau minta. Bergaullah dengan orang yang jika engkau berkata maka ia membenarkan ucapanmu, jika engkau berdua ingin mendapatkan sesuatu maka ia mengangkatmu sebagai ketua, dan jika engkau berdua memperebutkan sesuatu maka ia mengutamakanmu."

Hak-hak Ukhuwah (Persaudaraan)

Di antara hak-hak ukhuwah (persaudaraan) ialah sebagai berikut:

1. Membantu dengan dana. Setiap saudara harus membantu saudaranya dengan dana jika saudaranya memerlukannya. Dalam arti bahwa uang keduanya adalah uang bersama, seperti diriwayatkan Abu Hurairah ra bahwa ia didatangi seseorang yang kemudian berkata, "Aku ingin bersaudara denganmu karena Allah, tahukah engkau apa hak persaudaraan?" Abu Hurairah berkata, "Tolong jelaskah hak persaudaraan kepadaku." Orang tersebut berkata, "Engkau tidak merasa lebih berhak atas dinarmu, dan dirhammu daripada aku." Abu Hurairah berkata, "Aku belum bisa sampai pada tingkatan itu." Orang tersebut berkata, "Kalau begitu, pergilah engkau dari sini."

2. Masing-masing dari dua orang yang bersaudara harus membantu saudaranya dalam memenuhi kebutuhannya, mengutamakan saudaranya daripada dirinya sendiri, memeriksa kondisi saudaranya sebagaimana ia memeriksa kondisi dirinya, lebih mengutamakan saudaranya daripada dirinya sendiri atau keluarganya atau anak-anaknya, menanyakannya dalam setiap tiga hari. Jika saudaranya sakit maka ia menjenguknya, jika saudaranya mengalami kesulitan maka ia membantu meringankannya, jika saudaranya lupa maka ia mengingatkannya, menyambutnya dengan hangat jika saudaranya mendekat, memberi tempat yang luas jika saudaranya ingin duduk, dan mendengarkan dengan senius jika saudaranya berbicara.

3. Menjaga lisan dengan tidak membeberkan aib saudaranya baik sepengetahuan maupun tanpa sepengetahuannya, tidak membongkar rahasianya, dan tidak berusaha mengetahui rahasia-rahasia diri saudaranya. Jika ia melihat saudaranya di salah satu jalan untuk satu kebutuhan, maka ia tidak menyuruhnya menyebutkan kebutuhannya tersebut, dan tidak berusaha mengetahui sumbernya. Ia menyuruhnya kepada kebaikan dengan lemah-lembut, melarangnya dari kemungkaran dengan lemah-lembut, tidak membantah ucapannya, tidak mendebatnya dengan kebenaran atau kebatilan, tidak mengecamnya dalam satu urusan pun, dan tidak menyalahkan perbuatannya.

4. Memberi sesuatu yang dicintai saudaranya dan lisannya dengan memanggilnya dengan nama yang paling ia sukai, menyebutkan kebaikannya tanpa sepengetahuannya atau di depannya, menyampaikan pujian orang kepadanya sebagai bentuk keiriannya kepadanya dan kebahagiaannya dengannya, tidak menasihati berjam-jam hingga membuatnya gerah, dan tidak menasihati di depan umum karena hal mi mencemarkan nama baiknya. Imam Syafi'i Rahimahullah berkata, "Barangsiapa menasihati saudaranya secara rahasia, sungguh ia telah menasihatinya dengan baik, dan menghiasinya. Dan barangsiapa menasihati saudaranya dengan terang-terangan, sungguh ia telah mencemarkan nama baiknya."

5. Memaafkan kesalahannya, tidak mengambil pusing dengan kekeliruan-kekeliruannya, menutup aib-aibnya, berbaik sangka kepadanya, jika saudaranya berbuat maksiat dengan diam-diam atau terang terangan maka ia tidak memutus persaudaraan dengannya, tidak membatalkan persaudaraannya, namun ia tetap menunggu taubatnya. Jika saudaranya tetap bertahan berbuat maksiat, ia boleh memutus persaudaraan dengannya, atau tetap mempertahankan persaudaraan dengannya dengan memberikan nasihat kepadanya, dan terus mengingatkannya dengan harapan saudaranya bertaubat, kemudian Allah Ta‘ala menerima taubatnya. Abu Ad-Darda' ra berkata, "Jika saudaramu berubah, maka engkau jangan meninggalkannya karena hal tersebut, karena saudaramu itu terkadang menyimpang, namun pada kesempatan lain ia berada di atas jalan yang lurus."

6.  Memenuhi hak ukhuwwah (persaudaraan) dengan menguatkannya dan mempertahankan perjanjiannya, karena memutus ukhuwwah itu membatalkan pahala ukhuwwah. Jika ia meninggal dunia, ia mentransfer hubungan ukhuwwah ini kepada anak-anaknya, dan sahabat-sahabat yang setia kepadanya untuk menjaga ukhuwwah, dan setia kepada saudaranya. Rasulullah saw. memuliakan wanita tua, kemudian beliau ditanya tentang sikapnya tersebut, maka beliau bersabda, "Sesungguhnya wanita tua ini dulu sering datang kepada kami semasa Khadijah masih hidup, dan sesungguhnya memuliakan janji adalah bagian dan agama." (Diriwayatkan Al-Hakim dan ia men-shahih-kan hadits ini).

Di antara bentuk kesetiaan kepada ukhuwwah ialah ia tidak boleh bersahabat dengan musuh saudaranya, karena Imam Syafi'i Rahimahullah berkata, "Jika temanmu mentaati musuhmu, maka keduanya terlibat dalam permusuhan denganmu."

7. Tidak menyuruh saudaranya dengan sesuatu yang tidak mampu ia kerjakan, dan tidak ia senangi. Ia tidak boleh bergantung dengan harta atau jabatan saudaranya, dan tidak menyuruhnya mengerjakan pekerjaan-pekerjaan, karena asas ukhuwwah ialah karena Allah Ta‘ala. Oleh karena itu, ukhuwwah ini tidak boleh diubah kepada selain Allah, misalnya untuk menarik rnanfaat dunia, atau menolak madharat dunia. Sebagaimana tidak menyuruhnya dengan sesuatu yang tidak mampu ia kerjakan, dan juga tidak boleh mengkondisikan saudaranya menyuruh dirinya mengerjakan sesuatu yang tidak mampu ia kerjakan, karena hal ini merusak ukhuwwah dan mengurangi pahala yang keduanya harapkan dari ukhuwwah. Ia bersama saudaranya harus membuang sikap pembebanan yang tidak proporsional, karena cara seperti itu menghasilkan sikap jalang yang bertentangan dengan persatuan. Disebutkan dalam atsar, "Aku, dan orang-orang bertakwa dan umat berlepas diri dari pembebanan yang tidak proporsional."

8. Mendoakan saudaranya, anak-anaknya, dan apa saja yang terkait dengannya sebagaimana ia senang mendoakan dirinya, anak-anak kandungnya, dan apa saja yang terkait dengannya, sebab seseorang tidak berbeda dengan saudaranya karena persaudaran telah menyatukan keduanya. Oleb karena itu, ia harus mendoakan saudaranya baik dalam keadaan hidup, atau mati, atau tidak ada di tempat, atau berada di tempat. Rasulullah saw. bersabda,

"Jika seseorang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuannya, maka malaikat berkata, ‘Engkau juga mendapatkannya'." (Diriwayatkan Muslim).

Salah seorang dari orang-orang shalih berkata, "Mana perumpamaan seorang saudara yang shalih? Jika salah satu keluarga seseorang meninggal dunia, maka keluarganya pasti membagi-bagi warisannya, dan mereka menikmati harta peninggalannya. Sedang saudaranya yang shalih, ia berduka sendirian, memikirkan apa yang telah dipersembahkan saudaranya kepadanya, mendoakannya di kegelapan malam, dan memintakan ampunan untuknya sementara ia berada di bawah bintang-bintang."

Sumber: Diadaptasi dari Abu Bakr Jabir al-Jazairi, Minhaajul Muslim atau Ensiklopedi Muslim
http/www.muslimdaily.net

Kamis, 15 April 2010

Nasehat Ibrahim bin adham ke Pada Penduduk Basrah

Suatu ketika Ibrahim bin Adham, seorang alim yang terkenal zuhud dan wara'nya, melewati pasar yang ramai. Selang beberapa saat beliau pun dikerumuni banyak orang yang ingin minta nasehat.
----------

Sabili No.1 Th.IX

Suatu ketika Ibrahim bin Adham, seorang alim yang terkenal zuhud dan wara'nya, melewati pasar yang ramai. Selang beberapa saat beliau pun dikerumuni banyak orang yang ingin minta nasehat. Salah seorang di antara mereka bertanya, "Wahai Guru! Allah telah berjanji dalam kitab-Nya bahwa Dia akan mengabulkan doa hamba-Nya. Kami telah berdoa setiap hari, siang dan malam, tapi mengapa sampai saat ini doa kami tidak dikabulkan?"

Ibrahim bin Adham diam sejenak lalu berkata, "Saudara sekalian. Ada sepuluh hal yang menyebabkan doa kalian tidak dijawab oleh Allah. 

Pertama, kalian mengenal Allah, namun tidak menunaikan hak-hak-Nya.

Kedua, kalian membaca Al-Quran, tapi kalian tidak mau mengamalkan isinya.
   
Ketiga, kalian mengakui bahwa iblis adalah musuh yang sangat nyata, namun dengan suka hati kalian mengikuti jejak dan perintahnya.

Keempat, kalian mengaku mencintai Rasulullah, tetapi kalian suka meninggalkan ajaran dan sunnahnya. 

Kelima, kalian sangat menginginkan surga, tapi kalian tak pernah melakukan amalan ahli surga. 

Keenam, kalian takut dimasukkan ke dalam neraka, namun kalian dengan senangnya sibuk dengan perbuatan ahli neraka.

Ketujuh, kalian mengaku bahwa kematian pasti datang, namun tidak pernah mempersiapkan bekal untuk menghadapinya.

Kedelapan, kalian sibuk mencari aib orang lain dan melupakan cacat dan kekurangan kalian sendiri. 

Kesembilan, kalian setiap hari memakan rezeki Allah, tapi kalian lupa mensyukuri nikmat-Nya. 

Kesepuluh, kalian sering mengantar jenazah ke kubur, tapi tidak pernah menyadari bahwa kalian akan mengalami hal yang serupa."

Setelah mendengar nasehat itu, orang-orang itu menangis.

Dalam kesempatan lain Ibrahim kelihatan murung lalu menangis, padahal tidak terjadi apa-apa. Seseorang bertanya kepadanya. Ibrahim menjawab, "Saya melihat kubur yang akan saya tempati kelak sangat mengerikan, sedangkan saya belum mendapatkan penangkalnya. Saya melihat perjalanan di akhirat yang begitu jauh, sementara saya belum punya bekal apa-apa. Serta saya melihat Allah mengadili semua makhluk di Padang Mahsyar, sementara saya belum mempunyai alasan yang kuat untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan saya selama hidup di dunia."

Dampak Makanan Haram Bagi Masyarakat

Oleh
Syaikh Dr Shalih bin Fauzan Al-Fauzan

Mengkonsumsi makanan yang halal lagi baik akan memberikan pengaruh yang signifikan dalam proses pembersihan jiwa, terkabulnya doa dan diterimanya amal ibadah. Sebaliknya, mengkonsumsi makanan yang haram, akan menghalangi terkabulnya doa dan diterimanya ibadah. Allah berfirman tentang orang-orang Yahudi.

Artinya : Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak menyucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong dan banyak memakan makanan yang haram [Al-Maidah ; 41-42]

As-Suhtu maksudnya adalah makanan yang haram. Barangsiapa yang keadaannya demikian, bagaimana mungkin Allah membersihkan hatinya dan mengabulkan permohonannya ?

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.  Sesungguhnya Allah Maha Baik, tidak menerima kecuali hal yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kaum mukminin dengan perintah yang diarahkan kepada para rasulNya. Allah Taala berfirman.

Artinya : Hai para rasul, makanlah dari makanan yang baik dan kerjakanlah amalan yang shalih
[Al-Mukminun : 51]

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu [Al-Baqarah : 172]

Sesudah itu, beliau Shallallahu alaihi wa sallam menceritakan keadaan seseorang yang sedang dalam perjalanan jauh. Orang tersebut rambutnya kusut, tubuhnya penuh debu, menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya memanjatkan (permohonan doa) : "Wahai, Rabb-ku, wahai Rabb-ku�, namun makanannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram. Dia tumbuh dengan makanan yang haram, bagaimana mungkin dikabulkan ?[1]

Makanan yang halal maupun yang haram, tidak hanya berpengaruh pada hati individu dan perangainya saja, yang berpotensi memperbaiki atau menyimpangkannya, tetapi efek negatif tersebut juga merambah mempengaruhi masyarakat. Sebab sebuah komunitas terdiri dari sekelompok individu.

Masyarakat yang di dominasi dengan kejujuran dalam bermuamalah, mengkonsumsi makanan yang diperbolehkan, ia akan tumbuh menjadi sebuah komunitas yang bersih, teladan dan saling menolong lagi kokoh.

Sebaliknya, masyarakat yang terkungkung oleh praktek risywah (suap), tipu menipu dan tersebarnya makanan yang haram, akan menjadi komunitas yang ternoda, tercerai berai, indiviudalis, tak mengenal kerjasama saling menolong, hina di mata masyarakat lain, (juga sebagai) ladang subur bagi perkembangan sifat-sifat buruk. Pada gilirannya, akan menyeret masyarakat tersebut pada kondisi yang lemah, tidak lama kemudian akan sirna oleh arus yang kecil sekalipun.

Pasalnya, makanan-makanan yang buruk tersebut bisa merusak tabiat manusia, Allah mengharamkan makanan-makanan yang buruk lantaran mengandung unsur yang dapat menimbulkan kerusakan, baik pada akal, akhlak ataupun aspek lainnya. Keganjilan prilaku akan nampak pada orang-orang yang menghalalkan makanan dan minuman yang haram tersebut, sesuai dengan kadar kerusakan yang terkandung (dalam makanan tersebut). Seandainya, mereka tidak mencari-cari alasan takwil (sebagai pembenaran), niscaya sudah pantas untuk ditimpa siksa (dari Allah) [2]

[Dikutip dari kitab Al-Athimah, Syaikh Al-Fauzan, hal. 18-19, Maktabah Al-Ma'arif, Riyadh Cet. II, Th 1419/1999]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun X/1427H/1426. Baituna, hal. 07. Diterbitkan oleh Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 5718]
__________
Foote Note
[1]. Hadits Riwayat Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi
[2]. Majmu Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (10/21)

Tips berhenti merokok


Berhenti merokok adalah sebuah hal yang positif bagi Anda yang saat ini merokok. Terlepas perdebatan tentang haram atau tidaknya merokok, saya hanya ingin membagikan tip berhenti merokok yang sudah terbukti berhasil. Silahkan dicoba jika Anda mau berhenti. Jika Anda masih ingin merokok, tinggalkan saja artikel ini jangan debat saya. Tips ini sudah terbukti berhasil, sudah dicoba oleh seseorang yang saya kenal dengan baik. Apakah saya sudah membuktikannya? Maaf, saya tidak bisa membuktikan karena saya tidak pernah merokok.
Sejak SMP, orang ini sudah merokok. Sampai menikah dan punya anak pun masih terus merokok. Waktu anaknya masih kecil, dia terus saja merokok. Katanya susah berhenti. Sampai suatu saat, dia memikirkan pendidikan anaknya. Saya mengetahui prinsipnya bahwa anaknya harus lebih baik dari dia. Maka dia memiliki komitmen untuk menyekolahkan anaknya setinggi mungkin. Dia sendiri lulusan perguruan tinggi, maka anaknya harus sama atau yang lebih baik.
Namun seperti kita ketahui semua. Semakin lama, biaya pendidikan semakin tinggi. Ada sedikit kekhawatiran, bagaimana jika dia tidak mampu membayar pendidikan untuk anaknya? Sampai suatu saat ada ide untuk mengikuti asuransi pendidikan untuk anak-anaknya. Tapi… untuk membayar asuransi tersebut dia masih kesulitan karena gaji saat ini pas-pasan. Selama ini tidak pernah menabung karena gaji selalu habis. Artinya, harus memotong/menghemat pengeluaran agar bisa membayar asuransi.
Idenya sungguh bagus dan brilian. Dia bersama istrinya sepakat, akan memotong pengeluaran untuk membeli rokok, bahkan tidak membeli rokok sama sekali. Sejak itu dia berhenti merokok dan uang yang selama ini digunakan untuk membeli rokok bisa digunakan untuk membayar asuransi. Tidak cukup memang, tetapi sangat membantu. Ditambah penghematan yang lain, akhirnya dia bisa membayar asuransi pendidikan untuk anak-anaknya.
Dia pun berhenti merokok. Alasannya karena dia sayang anaknya. Inilah kekuatan cinta, sangat dahsyat untuk membuat kita bertindak dan menghentikan kebiasaan yang tidak diinginkan. Terlepas, apakah Anda punya uang lebih atau tidak untuk membayar asuransi pendidikan anak Anda, jika Anda sayang anak-anak Anda, berhentilah merokok. Jadikan diri Anda sehat, kesehatan Anda akan sangat berarti bukan hanya untuk Anda, tetapi untuk orang yang Anda cintai. Apalagi, jika asap rokok Anda meracuni anak dan keluarga Anda.
Orang yang saya ceritakan diatas lebih mencintai anaknya dari pada kecintaan untuk merasakan kenikmatan merokok.
Jika menurut Anda, merokok menjadikan diri Anda kuat dan sehat… yah terserah Anda dech.

sumber: http://www.motivasi-islami.com/tips-berhenti-merokok

Minggu, 28 Maret 2010

Tips belajar :10 trik belajar pintar

Belajar mendadak menjelang ujian memang tidak efektif. Paling nggak sebulan sebelum ulangan adalah masa ideal buat mengulang pelajaran. Materi yang banyak bukan masalah. Ada sepuluh cara pintar supaya waktu belajar kita menjadi efektif.

1. Belajar itu memahami bukan sekedar menghapal
Ya, fungsi utama kenapa kita harus belajar adalah memahami hal-hal baru. Kita boleh hapal 100% semua detail pelajaran, tapi yang lebih penting adalah apakah kita sudah mengerti betul dengan semua materi yang dihapal itu. Jadi sebelum menghapal, selalu usahakan untuk memahami dulu garis besar materi pelajaran.

2. Membaca adalah kunci belajar
Supaya kita bisa paham, minimal bacalah materi baru dua kali dalam sehari, yakni sebelum dan sesudah materi itu diterangkan oleh guru. Karena otak sudah mengolah materi tersebut sebanyak tiga kali jadi bisa dijamin bakal tersimpan cukup lama di otak kita.

3. Mencatat pokok-pokok pelajaran
Tinggalkan catatan pelajaran yang panjang. Ambil intisari atau kesimpulan dari setiap pelajaran yang sudah dibaca ulang. Kata-kata kunci inilah yang nanti berguna waktu kita mengulang pelajaran selama ujian.

4. Hapalkan kata-kata kunci
Kadang, mau tidak mau kita harus menghapal materi pelajaran yang lumayan banyak. Sebenarnya ini bisa disiasati. Buatlah kata-kata kunci dari setiap hapalan, supaya

mudah diingat pada saat otak kita memanggilnya. Misal, kata kunci untuk nama-nama warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU, artinya merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu.

5. Pilih waktu belajar yang tepat
Waktu belajar yang paling enak adalah pada saaat badan kita masih segar. Memang tidak semua orang punya waktu belajar enak yang sama lo. Tapi biasanya, pagi hari adalah waktu yang tepat untuk berkonsentrasi penuh. Gunakan saat ini untuk mengolah materi-materi baru. Sisa-sisa energi bisa digunakan untuk mengulang pelajaran dan mengerjakan pekerjaan rumah.

6. Bangun suasana belajar yang nyaman
Banyak hal yang bisa buat suasana belajar menjadi nyaman. Kita bisa pilih lagu yang sesuai dengan mood kita. Tempat belajar juga bisa kita sesuaikan. Kalau sedang bosan di kamar bisa di teras atau di perpustakaan. Kuncinya jangan sampai aktivitas belajar kita mengganggu dan terganggu oleh pihak lain.

7. Bentuk Kelompok Belajar
Kalau lagi bosan belajar sendiri, bisa belajar bareng dengan teman. Tidak usah banyak-banyak karena tidak bakal efektif, maksimal lima orang. Buat pembagian materi untuk dipelajari masing-masing orang. Kemudian setiap orang secara bergilir menerangkan materi yang dikuasainya itu ke seluruh anggota lainnya. Suasana belajar seperti ini biasanya seru dan kita dijamin bakalan susah untuk mengantuk.

8. Latih sendiri kemampuan kita
Sebenarnya kita bisa melatih sendiri kemampuan otak kita. Pada setiap akhir bab pelajaran, biasanya selalu diberikan soal-soal latihan. Tanpa perlu menunggu instruksi dari guru, coba jawab semua pertanyaan tersebut dan periksa sejauh mana kemampuan kita. Kalau materi jawaban tidak ada di buku, cobalah tanya ke guru.

9. Kembangkan materi yang sudah dipelajari
Kalau kita sudah mengulang materi dan menjawab semua soal latihan, jangan langsung tutup buku. Cobalah kita berpikir kritis ala ilmuwan. Buatlah beberapa pertanyaan yang belum disertakan dalam soal latihan. Minta tolong guru untuk menjawabnya. Kalau belum puas, cari jawabannya pada buku referensi lain atau internet. Cara ini mengajak kita untuk selalu berpikir ke depan dan kritis.

10. Sediakan waktu untuk istirahat
Belajar boleh kencang, tapi jangan lupa untuk istirahat. Kalau di kelas, setiap jeda pelajaran gunakan untuk melemaskan badan dan pikiran. Setiap 30-45 menit waktu belajar kita di rumah selalu selingi dengan istirahat. Kalau pikiran sudah suntuk, percuma saja memaksakan diri. Setelah istirahat, badan menjadi segar dan otak pun siap menerima materi baru.

Satu lagi, tujuan dari ulangan dan ujian adalah mengukur sejauh mana kemampuan kita untuk memahami materi pelajaran di sekolah. Selain menjawab soal-soal latihan, ada cara lain untuk mengetes apakah kita sudah paham suatu materi atau belum. Coba kita jelaskan dengan kata-kata sendiri setiap materi yang sudah dipelajari. Kalau kita bisa menerangkan dengan jelas dan teratur - tak perlu detail - berarti kita sudah paham.
(http://www.getolbelajar.blogspot.com)

Rabu, 24 Maret 2010

Hindari Debat, Berbahasalah Yang Bijak

Yang paling dibenci Nabi dan paling jauh jaraknya dari beliau pada hari Kiamat adalah para penceloteh yang banyak bicara."

Hidayatullah.com—Salah satu tontonan terbanyak di TV kita saat ini selain ghibah (gossip, red) adalah berdebat. Anggota DPR berdebat dengan LSM, Polisi berdebat dengan pengacara, dan beberapa pihal lain.

Akibat berdebat, baru-baru ini seorang pengacara ternama hampir saja berduel. Gara-gara berdebat pula, tahun 2003, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jacob Nuwa Wea “menyerang” dan memukul kepala koordinator ICW Danang Widyoko di sebuah acara Today's Dialog di Metro TV. Tak hanya memukul, sang menteri  juga dinilai menghina Danang dengan kata-kata.

Islam mengenal istilah jidal. Para ulama menafsirkannya dengan perdebatan dalam hal-hal yang tidak berguna atau tidak bermanfaat. Jidal adalah termasuk dalam perdebatan yang dilarang adalah semua perdebatan yang menyebabkan kegaduhan, mudharat kepada orang lain atau mengurangi ketentraman. Sementara  perdebatan yang baik dan masih diperbolehkan adalah perdebatan untuk menjelaskan kebenaran sebagai kebenaran dan kebatilan sebagai kebatilan.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah r.a., ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang paling keras penantangnya lagi lihai bersilat lidah’.” (HR Bukhari [2457] dan Muslim [2668]). 

Diriwayatkan dari Abu Umamah r.a., ia berkata: “Rasulullah saw .bersabda, “Tidaklah sesat suatu kaum setelah mendapat petunjuk kecuali karena mereka gemar berdebat. Kemudian Rasulullah saw. membacakan ayat, “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.” (Az-Zukhruf: 58).” (Hasan, HR Tirmidzi [3253], Ibnu Majah [48], Ahmad [V/252-256], dan Hakim [II/447-448]).

Diriwayatkan dari Abu Ustman an-Nahdi, dalam sebuah hadist lain, ia berkata, “Aku duduk di bawah mimbar Umar, saat itu beliau sedang menyampaikan khutbah kepada manusia. Ia berkata dalam khutbahnya, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Sesungguhnya, perkara yang sangat aku takutkan atas ummat ini adalah orang munafik yang lihai bersilat lidah’.” [HR Ahmad]

Kerap dijumpai di tengah masyarakat, peristiwa  yang berakhir saling bunuh atau saling membinasakan.  Jika ditelisik lebih jauh, kejadian tersebut bermula dari cekcok dan salah paham. Ini menjadi indikasi bahwa lidah memiliki bahaya besar bila tak dijaga.

Berikut beberapa adab terkait dengan urusan lidah atau bercakap.Islam adalah agama yang sangat rapi mengatur umatnya. Terhadap hal-hal sekecil apapun, Allah SWT sudah mengatur. Dalam Islam, berbicara, berbahasa dan bercakap-cakap harus punya adab dan sopan-santun nya. Di bawah ini adalah adab-adab berbicara dalam Islam yang harus menjadi pegangan kita.

Adab Bercakap


1. Ucapan Bermanfaat

Dalam kamus seorang Muslim, hanya ada dua pilihan ketika hendak bercakap dengan orang lain. Mengucapkan sesuatu yang baik atau memilih diam. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW) bersabda, "Barang siapa mengaku beriman kepada Allah dan hari Pembalasan hendaknya ia berkata yang baik atau memilih diam." (Riwayat al-Bukhari).

2. Bernilai Sedekah


"Setiap tulang itu memiliki kewajiban bersedekah setiap hari. Di antaranya, memberikan boncengan kepada orang lain di atas kendaraannya, membantu mengangkatkan barang orang lain ke atas tunggangannya, atau sepotong kalimat yang diucapkan dengan baik dan santun." (Riwayat al-Bukhari).

3. Menjauhi Pembicaraan Sia-Sia

Sebaiknya menghindari pembicaraan berujung kepada kesia-siaan dan dosa semata. "Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh jaraknya dariku pada hari Kiamat adalah para penceloteh lagi banyak bicara." (Riwayat at-Tirmidzi) .

4. Tidak Terperangkap Ghibah

"…Dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang." (al-Hujurat [49]: 12).

5. Tidak Mengadu Domba

Hudzaifah Radhiyallahu anhu (RA) meriwayatkan, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Tak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim).

6. Tidak Berbohong

"Sesungguhnya kejujuran itu mendatangkan kebaikan, dan kebaikan itu akan berujung kepada surga. Dan orang yang senantiasa berbuat jujur niscaya tercatat sebagai orang jujur. Dan sesungguhnya kebohongan itu mendatangkan kejelekan, dan kejelekan itu hanya berujung kepada neraka. Dan orang yang suka berbohong niscaya tercatat di sisi Allah sebagai seorang pendusta." (Riwayat al-Bukhari).

7. Menghindari Perdebatan

Sedapat mungkin menjauhi perdebatan dengan lawan bicara. Meskipun boleh jadi kita berada di pihak yang benar. Sebab Rasulullah SAW telah menjamin sebuah istana di surga bagi mereka yang mampu menahan diri. "Aku menjamin sebuah istana di halaman surga bagi mereka yang meninggalkan perdebatan meskipun ia berhak untuk itu." (Riwayat Abu Daud, dishahihkan oleh al-Albani).

8. Tak Memotong Pembicaraan

Suatu hari seorang Arab Badui datang menemui Rasulullah SAW, ia langsung memotong pembicaraan beliau dan bertanya tentang hari Kiamat. Namun Rasulullah tetap melanjutkan hingga selesai pembicaraannya. Setelah itu baru beliau mencari si penanya tadi. (Riwayat al-Bukhari)

9. Hindari Mengolok dan Memanggil dengan Gelar yang buruk

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) . Dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan yang lain. Karena boleh jadi perempuan (yang diperolok-olok) itu lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok) itu. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain. Dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa yang tak bertobat maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (al-Hujurat [49]: 11).

10. Menjaga Rahasia

"Tiadalah seorang Muslim menutupi rahasia saudaranya di dunia kecuali Allah menutupi (pula) rahasianya pada hari Kiamat." (Riwayat Muslim).  [Sahid/www.hidayatullah.com]

Selasa, 02 Maret 2010

Tidak Mudah Marah

Dari Abu Hurairah rodhiallohu ‘anhu, ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi sholallahu ‘alaihi wa sallam, “Berilah aku wasiat.” Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah!” Dia bertanya berulang-ulang dan tetap dijawab, “Jangan Marah!” (HR Bukhori)

Kedudukan Hadits
Hadits ini berisi tentang adab yang sangat penting.
Rahasia Di balik Jawaban Rasulullah
Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam berulang kali diminta wasiat atau nasihatnya oleh para sahabat. Jawaban yang diberikan oleh Rasulullah berbeda-beda. Rahasia perbedaan jawaban tersebut menurut ulama ada 2, yaitu:
1.Disesuaikan dengan keadaan orang yang bertanya. Artinya jawaban Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh orang yang bertanya terkait dengan keadaannya.
2.Demi beragamnya wasiat yang sampai kepada umat. Maksudnya karena setiap wasiat Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam pasti akan ditularkan kepada yang lain, maka Rasulullah meragamkan jawaban.

Jangan Marah
Perintah Rasulullah untuk tidak marah mengandung 2 penafsiran, yaitu:
1.Maksudnya tahanlah marah, yaitu ketika ada sesuatu yang membuat marah maka berusahalah untuk tidak melampiaskan kemarahannya.
2.Menghindarkan diri dari sebab-sebab yang mendatangkan kemarahan.
Terapi Ketika Menghadapi Kemarahan
Ada beberapa cara untuk terhindar dari melampiaskan kemarahan, di antaranya:
1.Duduk, jika ketika marah dia dalam keadaan berdiri.
2.Mengucapkan kata-kata yang baik.
3.Berwudhu.

Sumber: Ringkasan Syarah Arba’in An-Nawawi - Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh - http://muslim.or.id
Penyusun: Ustadz Abu Isa Abdulloh bin Salam

Sabtu, 20 Februari 2010

Karena Dia tak mau disekutukan

Jika kita mempunyai seorang kekasih kemudian melihat nya malah selingkuh tentu kita marah.Banyak pasangan Suami istri yang bertengkar gara gara persoalan selingkuh, bahkan Muda mudi pun seolah latah akan hal ini walaupun hubungan mereka ga jelas atas dasar apa . Kita yang bodoh,yang lemah dan hanya mahluk yang terbuat dari setetes air yg hina merasa punya hak marah jika kekasih kita mendua.Lalu bagaimana dengan Allah Sang Maha pencipta,yang menciptakan mahlukNya dengan sendirian kemudian di Dua(Sekutu)kan?.Inilah yang di maksud Syirik dalam Istilah agama,Lalu apa itu syirik ,apa itu musyrik?.
Syriik secara istilah adalah menyekutukan Allah , pelakunya disebut musyrik. Syirik terbagi menjadi dua yaitu Syirik Akbar dan Syirik Asghar.Syirik Akbar bisa menyeret pelakunya keluar dari islam bahkan bisa menghapus amalan,Sedangkan Syirik Ashgar adalah Riya(ingin ridho manusia).
Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
.Tetapi bukan pembagian itu yang hendak di jelaskan di sini secara mendetail.Melainkan apa saja yang termasuk syirik dan bahayanya.Syirik Akbar efeknya lebih berbahaya dari pada Riya.Tapi bukan berarti riya tidak bahaya.Baik mari kita simak ayat ini

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi".(Az-zumar:65)

"Dikemukakan oleh Al Baihaqi di dalam kitab Ad Dalil,yang bersumber dari Al Hasan Al Bashry yang berkata:Orang orang Musyrik berkata ,kepada Nabi SAW : Apakah kamu menggangap sesat nenek moyang mu,hai Muhammad?’.Maka Allah menUruKAn ayat "QUL AFAGHAIRALLAHI TAKMURUNII A’BUDU…………sampai ……MINASYSYAKIRIINA"(Juz.24,39/Az zumar ayat 64,65 dan 66),Berkenaan dengan peristiwa itu sebagai jawaban terhadapan pertanyaan mereka yang menegaskan bahwa sebelum nabi Muhammad saw telah di turunkan wahyu yang harus di taati .dan bagi orang orang yang menyekutukan Allah akan merugi selama lamanya".(Lubabun Nuqul fi Asbabun Nuzul,Imam Jalaludin As suyuti)

Orang orang Jahiliyyah dahulu ternyata mempercayai Allah juga ,buktinya nama mereka ada Abdullah.Bahkan dalam perjanjian Hudaybiyah mereka menawar permulaan kata perjanjian,yang tadinya Bismillahirrahmanirrahiim menjadi Bismika Allahumma karena hal itu tidak mereka kenal (Silahkan lihat di Sejarah Hidup Muhammad,karya M.Haeckal Buka Bab Hudaybiyyah).Tapi kenapa mereka di sebut jahiliyyah? Karena di samping mereka menyembah Allah mereka mereka juga menyembah yang lain,Sepeti patung Latta Uzza dan juga adat istiadat mereka yang Jahil.

Sungguh menyembah patung termasuk perbuatan syirik Akbar yang bisa menyeret pelakunya keluar dari islam.Begitu juga dengan menyembah Syetan yang mengajak ke Neraka dengan mengikuti perbuatan Siriknya.Yaitu Syetan dari golongan Jin dan Manusia.Adalah dari golongan jin mereka masuk melalui pesugihan,Wafak,ngepet,jimat dan sebagainya.Sedangkan dari golongan manusia mereka halalkan apa yang diharamkan oleh Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan olehNya,kemudian manusia mengikutinya (Kisah ibnu Hatim yang brtanya kepada Nabi mengapa orang nasrani dikatakan menyembah Rahib rahib mereka,karena adi bin hatim merasa bahwa dia sewaktu nasrani tidak menyembah Rahib,HR tirmidzi)

Bahaya Syirik

1)Haram masuk surga
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun. (al ma’idah:72)
"Sudah disebutkan di muka dalam surah ini iden-titas orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah Almasih putra Maryam, bahwa orang yang berakidah demikian itu adalah kafir. Sekarang iden-titas itu diulang kembali, baik bagi orang yang me-ngatakan bahwa Allah sebagai salah satu oknum dari tigatuhan (Trinitas) maupun yang mengatakan bahwa Allah adalah Almasih putra Maryam (inkar-nasi), dengan menyebutkan kesaksian Isa alaihis-salam sendiri bahwa mereka adalah kafir".(Tafsir Fi zhilalil Qur’an,Sayyid Quthub)
2) Terhapus Amalan
Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi". (Az-zumar:65)

Sebuah Nasehat

Hadis riwayat Abu Ayyub Al-Anshari ra.: Bahwa Seorang badui menawarkan diri kepada Rasulullah saw. dalam perjalanan untuk memegang tali kekang unta beliau. Kemudian orang itu berkata: Wahai Rasulullah atau Ya Muhammad, beritahukan kepadaku apa yang dapat mendekatkanku kepada surga dan menjauhkanku dari neraka. Nabi saw. tidak segera menjawab. Beliau memandang para sahabat, seraya bersabda: Ia benar-benar mendapat petunjuk. Kemudian beliau bertanya kepada orang tersebut: Apa yang engkau tanyakan? Orang itu pun mengulangi perkataannya. Lalu Nabi saw. bersabda: Engkau beribadah kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu, mendirikan salat, menunaikan zakat dan menyambung tali persaudaraan. Sekarang, tinggalkanlah unta itu. (Shahih Muslim No.14)

Pilih sendiri jalan mu!!


Di dunia ini ada bermacam macam jalan.Ada jalan aspal,jalan setapak,jalan menanjak,bahkan adA jalan kaki.Tapi kita bukan itu yang dimaksudkan di sini.Melainkan jalan kehidupan seseorang yang akan ditempuhnya.Ada yang jadi kyai,ada yang jadi rampog,koruptor,ada juga yang ingin biasa biasa saja sampai akhir hidupnya .Baik engga buruk juga engga.

Ketika kita lahir kita dalam kondisi fitrah(Islam) suci bagaikan seputih kertas yang belum tercemar tinta hitam.Namun pendidikan yang diberikan oleh orang tua dan lingkungan sekitar berpengaruh terhadap kondisi fitrahnya,yang menentukan apakah dia itu seorang yang lurus atau tidak
.Ketika dewasa kita pun memulai peran kita yang kita pilih…
وَتَقْوَاهَا فُجُورَهَا فَأَلْهَمَهَا
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,(QS:91:8)

Ya ,kita hanya diberi dua pilihan.Yang mana kita yang kita pilih ,berarti itu pula akhir hidup kita.Kecuali bila kita bertobat jika salah memilih jalan.Pernahkah kita dengar pemakai narkoba yang mati dalam keadaan overdosis,Pezina yang mati dalam pangkuan pelacur,Pencuri yang di bakar hidup hidup oleh masa.Atau pernahkah kita mendengar seorang alim yang meninggal dalam keadaan sedang berkhutbah,Seorang ahli ibadah yang mati dalam keadaan sedang bersujud,Seorang ulama salaf yang meninggal ketika di bacakan Al quran karena saking gemetarnya hatinya.
Simak baik baik Hadist ini,

“Kami sedang mengiringi sebuah jenazah di Baqi Gharqad (sebuah tempat pemakaman di Madinah), lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri kami. Beliau segera duduk dan kami pun ikut duduk di sekeliling beliau yang ketika itu memegang sebatang tongkat kecil. Beliau menundukkan kepalanya dan mulailah membuat goresan-goresan kecil di tanah dengan tongkatnya itu kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun dari kamu sekalian atau tidak ada satu jiwa pun yang hidup kecuali telah Allah tentukan kedudukannya di dalam surga ataukah di dalam neraka serta apakah ia sebagai seorang yang sengsara ataukah sebagai seorang yang bahagia. Lalu seorang lelaki tiba-tiba bertanya: Wahai Rasulullah! Kalau begitu apakah tidak sebaiknya kita berserah diri kepada takdir kita dan meninggalkan amal-usaha? Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang berbahagia, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang berbahagia. Dan barang siapa yang telah ditentukan sebagai orang yang sengsara, maka dia akan mengarah kepada perbuatan orang-orang yang sengsara. Kemudian beliau melanjutkan sabdanya: Beramallah! Karena setiap orang akan dipermudah! Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang berbahagia, maka mereka akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang bahagia. Adapun orang-orang yang ditentukan sebagai orang sengsara, maka mereka juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan orang-orang sengsara. Kemudian beliau membacakan ayat berikut ini: Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar”. (Shahih Muslim No.4786)

Kalau kita pada hari ini berfikir masih mau foya foya karena umur kita masih muda.Pikirkan lagi saudaraku.. sebab umur kita terlalu pendek untuk beramal.Dan tidak ada yang menjamin 5 menit,oh bukan bahkan satu detik kedepan pun Diri kita masih berada di dunia..
Yah tau tau banyak sandal di depan rumah di iringi tangisan,Kan konyol tuh kalu kita masih aja ga mau bener..

Maka ke manakah kamu akan pergi? (At takwir:21)

Tiada sesuatu yang lebih disukai Allah daripada seorang pemuda yang bertaubat. (HR. Ad-Dailami)

Masih mau nunggu tua.Ya orang tua bertobat itu wajar,kan kayak nya dah bentar lagi.Kalo kita masih muda terus mau berbuat tobat itu lebih utama..
Maka pilihlah jalan mu sendiri saudaraku!! Karena neraka itu azab yang pedih…
Bisa jadi amal kita pada hari ini malah cocok dikategorikan sebagi penghuni neraka dan tidak cukup untuk menggapai surga.na’udzubillah tsumma na’udzubillah.Wallahu a’lam bi showab.

Bantahan terhadap sekularisme

Sekularisme adalah suatu paham bahwa Agama adalah Ritual saja dan hal itu terlepas dari kehidupan sehari hari.Urusan masjid hanya ada di dalam masjid,Kehidupan sehari hari biar kami yang menentukan,begitulah orang orang sekuler berpendapat.Bagi mereka Agama adalah urusan masing masing dan orang lain tak usah ikut campur.Ini jelas hal yang konyol,mengingat kalau di tanya Pencipta mereka siapa pasti menjawab Allah(Bagi yg Islam),Nabi mereka siapa pasti menjawab Muhammad saw.Bukankah bila mencintai Allah harus mencintai RasulNya juga.

Ada seorang sekularis plus plularis -sebut saja "bunga"- yang ketika di sodorkan Ayat ayat Allah pada suatu masalah malah menjawab,"Agama itu urusan masing masing".Padahal dia mengaku Islam.Lalu kalau agama itu urusan masing masing ,lha nanti kalu dia meninggal yang nguburin mayatnya siapa?.Bukankah harus ada yang mengAdzankan,dan sebelum di kubur di shalatkan terlebih dahulu oleh orang Islam lainnya.Bukankah menyolatkan dan menguburkan itu termasuk urusan Agama,lalu kalo "masing masing",gimana itu….

Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menghendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Qur'an) ini tidak lain hanyalah dongengan-dongengan orang-orang purbakala (al anfaal:31)
Mari kita belajar dari Rasulullah.Ketika beliau mendapat wahyu beliau sampaikan kepada orang lain,dan beliau amalkan bersama orang lain juga.Begitu gigihnya beliau mengajak manusia ke JalanNya sampai harus di lempar dengan batu yang akibatnya wajah beliau berlumur darah ketika di Thaif.Begitu gigihnya beliau membela Dienul Islam sampai turut ikut berperang kemudian pipinya tertembus baju besi yang di pakainya.Beliau juga di kenal dengan Ahlak Alquran di kehidupan sehari harinya.Beliau mencontohkan islam itu tidak hanya di masjid saja action nya tapi di luar masjid juga.

Sebuah bantahan untuk mereka,bahwa,
1. Islam adalah agama yang menyeluruh di berbagai bidang kehidupan dan kita di perintahkan untuk memasukinya secara kaafah (menyeluruh)
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu".(2:208)
2.Agama itu tidak bisa dilaksanakan secara sendiri sendiri
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai,….(3;103)
3.Islam itu masuk akal tapi tdak menuhankan akal,bagaimana ceritanya sesuatu yang terbatas(Manusia) bisa mengukur Yang Tidak terbatas(Allah).
Semoga hal ini bisa menjadi cermin bagi kita semua.Wallahu a’lam bi showab.

Belajar dari seekor kepiting


Allah swt telah menciptakan alam semesta ini dengan sebaik baiknya.Dari mulai hal yang terkecil sampai hal yang besar ,semua nya begitu teliti dan mendetail.Sebaik baik manusia adalah yang mentafakuri semua ciptaannya.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”(3;190),
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka(qs:3:191)

Seekor kepiting berjalan menyusuri pantai .Matanya lurus kedepan,karena memang kepiting tak bisa melirik kesamping.kepiting tak bisa berjalan ke depan layaknya manusia.Ia berjalan menyamping dengan mata yang lurus ke depan.Apa yang dilihatnya tak bisa didekatinya.malah semakin menjauh dan jauh.Allah swt Yang Maha Adil memberikan pelajaran bagi kita melalui kepiting… apakah ibrahnya saudarAku?mari kita tafakuri bersama.

Semua orang kalo ditawari masuk surga pasti jawabannya mau,walaupun ada saja yang segan mengatakannya secara langsung.Tak peduli dia mau manusia macam apa.apakah dia seorang preman,Dukun,Rampog,Pembantai,Penyiksa pembantu,pencuri,pezina.Ada pepatah konyol yang berbunyi``Kecil dimanja,muda foya foya,Tua kaya raya,mati masuk surga”.Enak amat ya .. kalo kaya gitu.tapi mustahil kayaKnya, lha wong rasulullah aja yang dah di jamin masuk surga,masih ada ujian di timpugin make batu ampe berdarah n harus nerima cacian dan sumpah serapah dari orang2 musyrikin wa munafikin pada waktu itu.

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلاَ إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkata Rasul dan orang-orang beriman bersamanya : “Bilakah datangnya pertolongan Allah ? “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. 2 : 214).
Lha kita? Adakah yang menjamin kita masuk surga? Atau tepatnya pasti masuk surga?.Tapi kita berangan angan untuk terus hidup foya foya.Adakah kita merasa cukup dengan amalan yang sedikit ini.Sadarkah kita bahwa dalam shalat kita mengucap``Inna Shalati wanusuki wamahyaya wa mamati lillahi rabbil ‘alamin” apa artinya itu??.Itu bentuk ucapan Penghambaan kita pada Allah.Bahwa hidup n mati kita hanya untukNya.Ckckckck,tErnyata kata kata itu begitu Berbobot tanpa kita sadari.
Sungguh jahil orang yang mengatakan,
Saya Ingin surga,tapi jarang shalat
Saya ingin surga,tapi ga pernah mengkaji al quran
Saya ingin surga,tapi menolak syariat Islam
Saya ingin syurga ,tapi doyan berbuat syirik&riya
Agama itu urusan masing masing…

Jangan jangan itulah yang dimaksud dengan manusia berkarakter kepiting.Bagaikan kepiting yang memandang lurus kedepan ,seperti manusia yang menyangka akhir hidupnya adalah surga.Bagaikan kepiting yang berjalan kesamping dan membuat apa yang di lihatnya malah semakin dijauhinya,seperti manusia yang menyangka akhir hidupnya adalah surga tetapi perbuatannya malah menjauhi surga
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya (al kahfi:103-104)

Tiadalah kamu beriman sehingga perilaku hawa nafsumu sesuai dengan tuntunan ajaran yang aku bawa. (HR. Ath-Thabrani)

Bermuhassabahlah kita wahai saudaraku…mudah mudahan Allah menjauhkan kita dari hal yang demikian.Wallahu a’lam bishowab.

Amalan yang paling benar


Al kisah, Fudhail bin iyadh Seorang ulama salaf yang sejaman dengan ibnul mubarok ,ketika ditanya oleh seseorang amalan apakah apakah yang paling benar? Beliau kemudian menjawab “Amalan yang ikhlas dan juga sesuai syariat”.
Saudara ku,pernah ga kita berpikir apakah amalan kita benar? Apakah shalat kita benar,puasa kita benar,cara makan kita benar ,cara berpakaian kita benar?.
Ya tentunya semua yang kita lakukan dalam rangka beribadah kepadanya harus benar.Eh ,tapi ikhlas ga nih??.Ya kedua duanya juga harus agar diterima di sisiNya sebagai Amal ibadah,tapi apa itu ikhlas dan apa itu sesuai syariat?mari kita bahas.

1) Ikhlas
Dalam Al qur’an terdapat surat al ikhlas yang artinya”Murni”.
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus…”(qs:Al bayyinah:5)
Jadi Ikhlas itu tujuan nya ya cuma Allah aja,ga usah macem macem bro.Melakukan karena Allah Aja,menjauhi Karena Allah.Emang sih kadang kadang ada aja tuh perasaan ingin di puji,di sanjung,di Segani dan diakui.Tapi Bismillah aja bro.. buang perasaan itu jauh jauh sebab bakalan membuat hati Kita berpenyakit.Bahkan seorang Ulama Besar pun ga ada jaminan untuk bisa selamat dari penyakit ini.
Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud)
Barangsiapa memurkakan (membuat marah) Allah untuk meraih keridhaan manusia maka Allah murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhoinya menjadi murka kepadanya. Namun barangsiapa meridhokan Allah (meskipun) dalam kemurkaan manusia maka Allah akan meridhoinya dan meridhokan kepadanya orang yang pernah memurkainya, sehingga Allah memperindahnya, memperindah ucapannya dan perbuatannya dalam pandanganNya. (HR. Ath-Thabrani).

2) Sesuai Syariat
Rasulullah diutus sebagai suritauladan yang yang baik untuk umat manusia.Apalagi kita sebagai umat Islam wajib mencontoh beliau dalam hal ibadah maupun sehari hari,karena jika tidak, bukan tidak mungkin amalan yang kita lakukan tidak terima.
Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah Kitabullah, dan sebaik-baik jalan hidup ialah jalan hidup Muhammad, sedangkan seburuk-buruk urusan agama ialah yang diada-adakan. Tiap-tiap yang diada-adakan adalah bid'ah, dan tiap bid'ah adalah sesat, dan tiap kesesatan (menjurus) ke neraka. (HR. Muslim).
Dari mulai shalat,Puasa,zakat dsb.haruslah sesuai dengan apa yang di contohkan oleh rasulullah.Jika tidak maka di khawatirkan menjurus pada perbuatan bid’ah( membuat Sesuatu yang baru dalam hal ibadah).kita ga ngebahas bid’ah disini karena hal itu butuh pembahasan yang khusus.untuk pemahaman bid’ah lebih lanjut bisa baca Buku”sunah&bid’ah” karya yusuf al qordlowy.pada intinya bisa diambil kesimpulan dari artikel ini bahwa amalan yang benar itu memenuhi sekurang kurangnya memenuhi 3 syarat yaitu:
1.Ikhlas ,lawannya syirik
2.Ada perintah dari Allah dan RasulNya
3.i’tiba(Mengikuti) Rasulullah
Semoga kita semua termasuk orang orang yang beramal yang benar di sisi Allah.Wallahu alam bishowwab.

Hidup Di Zaman Sekarang

Zaman ibarat roda yang selalu berputar.Kadang berada di bawah dan kadang diatas.Dalam Alquran dijelaskan bahwa tiap tiap umat mempunyai ajalnya. fir’aun yang terkenal dan membuat para arkeolog terkagum kagum Karena pyramidnya ,sudah berakhir. Begitu pula dengan imperium romawi yang kuat kini sudah hancur.

Islam dimana pada hari ini sedang berada di "bawah"karena kepemimimpinan Se-Dunia nya sudah runtuh pada tahun 1924 oleh para kafirin wa munafiqin yang tidak senang jika islam ini menang. Hal ini membuat kaum muslimin pada saat ini terpecah belah secara kepemimpinan.Membuat masing masing daerah banyak terjajah secara fisik maupun nonfisik (Ideologi, bahkan ekonomi).Banyak usaha untuk mengembalikan ini di masing masing wilayah,akan tetapi banyak rintangan yang menghalang.Orang Islam yang ingin mengamalkan kan islam secara kaafah malah di anggap asing oleh orang islam sendiri.Benar kata apakata rasulullah saw:
Sesungguhnya bermula datangnya Islam dianggap asing (aneh) &akan datang kembali asing. Namun berbahagialah orang-orang asing itu. Para sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw, "Ya Rasulullah, apa yang dimaksud orang asing (aneh) itu?" Lalu Rasulullah menjawab, "Orang yang melakukan kebaikan-kebaikan di saat orang-orang melakukan pengrusakan." (HR. Muslim)

Bukankah sekarang orang yang menutup auratnya di anggap kaku?,Orang yang shalatnya rajin dan sesuai rasulullah malah di anggap aneh bahkan orang yang menasehati demi kebaikan agama pun di anggap keras.Lalu apakah yang mereka anggap suatu kebenaran?Logika kah,Sungguh jahil kalo begitu.Itulah pikiran orang yang pinter kebelinger mereka tidak pernah berfikr bahwa islam itu masuk akal tapi tidak menuhankan akal.

Jika ditanya ,Apakah kalian percaya pada Allah? Mereka menjawab “ya kami percaya”.Tapi mengapa tidak menerima islam secara utuh,Pasti mereka menjawab dengan alasan yang di buat buat.

Bacalah,kita terkadang lupa bahwa Allah memberikan nikmat kepada kita melaui sifat Ar Rahman Nya tanpa setengah setengah,Atau dengan kata lain tak ada nikmat yang kita tolak darinya.Lalu kenapa tak mau islam itu menjadi pedoman hidup.Sungguh Islam mempunyai solusi didalam semua bidang baik politik,ekonomi,sosial,Budaya,ilmu,hukum dll.Kalau anda khawatir tak bisa mencapainya ketahuilah Allah pun melihat kemampuan kita.Tak ada ceritanya Anak SD di ujikan soal anak kuliah Jurusan Tehnik Nuklir.Sungguh jauh perbedaannya.

Sekarang maukah kita termasuk orang orang yang di anggap asing, yaitu orang2 yang melakukan Perbaikan?.Yang oleh Rasulullah di beritakan sebagai orang orang yang beruntung.Jika mau mari bersama sama mengembalikan kejayaan Islam Didunia dengan menjadikan diri kita sebagai muslim yang baik.Ikhlas kan diri,Carilah ilmu yang syari baik dunia maupun akhirat,ikutilah Kajian Al quran,Bacalah buku buku yang bermanfaat,DanPelajarilah sunnah juga tunjukan ahlak yang baik kepada sesama Muslim.Ada perkataan seseorang yang berbunyi,

Jika belum bisa memperbaiki Dunia
Maka perbaikilah Lingkungan sekitarmu
Jika belum bisa memperbaiki lingkungan sekitarmu
Maka perbaikilah keluarga mu
Jika Hal itu belum bisa juga kau lakukan
Maka perbaikilah dahulu dirimu sendiri
Karena kebaikan itu dimulai dari hal yang terkecil

Semoga bermanfaat untuk kita semua.Dan ingatlah tanpa kita Ataupun dengan kita islam akan bangkit kembali.Allah tak membutuhkan kita karena Dia memiliki sifat Qiyamuhu Bi nafsihi (Berdiri sendiri) yang mustahil bagi mahluk.Tapi kitalah yang membutuhkanNya.Tinggal kita memilih mau beruntung atau tidak.Wallahu a’lam bi showab.

Apa itu Riya

"Dari Amirul mu’minin Umar bin Al-Khotthob rodiallahu’anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Sesungguhnya amalan-amalan itu berdasarkan niatnya dan sesungguhnya bagi setiap orang apa yang ia niatkan, maka barangsiapa yang berhijrah kepada Allah dan RasulNya maka hijrahnya adalah kepada Allah dan RasulNya, dan barangsiapa yang hijrahnya karena untuk menggapai dunia atau wanita yang hendak dinikahinya maka hijrahnya kepada apa yang hijrahi”. (HR. Al-Bukhari: 1).

"Allah berfirman “Aku adalah yang paling tidak butuh kepada syarikat, maka barangsiapa yang beramal suatu amalan untuku lantas ia mensyerikatkan amalannya tersebut (juga) kepada selainku maka Aku berlepas diri darinya dan ia untuk yang dia syarikatkan” (HR. Ibnu Majah 2/1405 no. 4202, dan ia adalah hadits yang shahih, sebagaimana perkataan Syaikh Abdul Malik Ar-Romadhoni, adapun lafal Imam Muslim (4/2289 no 2985) adalah, “aku tinggalkan dia dan ksyirikannya”).

Riya adalah salah satu penyakit batin yang paling berbahaya yaitu beramal karena manusia.Membuat pelakunya merasa senang karena di puji tapi berakibat fatal baginya di akhirat.Mari kta simak hadist ini,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ جَرِيءٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ وَرَجُلٌ وَسَّعَ الله ُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ
“Dari Abi Hurairah ra. Rasulullah saw bersabda: “Pertama yang akan diputuskan pada hari kiamat adalah seorang mati syahid, maka dihadapkan dan di tanya beberapa ni’mat Tuhan, setelah diakui ditanya: “Apa perbuatanmu terhadap ni’mat itu? Jawabnya: “Saya telah berjuang untuk-Mu sehingga mati syahid. Jawab Tuhan: “Dusta kamu, tetapi kamu berjuang supaya dikenal sebagai pahlawan dan keberanianmu. Dan telah dikenal demikian, kemudian diperintahkan diseret kedalam api neraka. Kedua, seorang pelajar yang telah pandai dan mengajar serta membaca Al-Quran, ketika dihadapkan ditanya tentang ni’mat-ni’mat Tuhan dan setelah mengakuinya ditanya: Apa perbuatanmu terhadap ni’mat itu? Jawabnya: “Saya telah mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Quran untuk-Mu. Jawab Tuhan: “Dusta kamu, tetapi kamu belajar supaya dikenal sebagai orang alim dan membaca supaya dikenal sebagai qori’. Dan telah dikenal demikian, kemudian diperintahkan diseret mukanya kedalam api neraka. Ketiga, seorang hartawan yang memiliki berbagai macam kekayaan, ketika dihadapkan ditanya berbagai ni’mat yang telah diberikan kepadanya, dan setelah mengakui ditanya, Apa yang kamu perbuat atasnya? Jawabnya: “Tiada suatu jalanpun yang Kau anjurkan membelanjai, melainkan sudah aku belanjai semata-mata untuk-Mu. Jawab Tuhan: “Dusta kamu, tetapi kamu berbuat supaya dikenal dermawan. Dan telah dikenal demikian, kemudian diperintahkan diseret mukanya dan dilempar kedalam api neraka. (HR. Muslim)

Contohnya Dalam Kehidupan

Sungguh benar sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bahwasanya riya itu samar sehingga terkadang menimpa seseorang padahal ia menyangka bahwa ia telah melakukan yang sebaik-baiknya. Dikisahkan bahwasanya ada seseorang yang selalu sholat berjama’ah di shaf yang pertama, namun pada suatu hari ia terlambat sehingga sholat di saf yang kedua, ia pun merasa malu kepada jama’ah yang lain yang melihatnya sholat di shaf yang kedua. Maka tatkala itu ia sadar bahwasanya selama ini senangnya hatinya, tenangnya hatinya tatkala sholat di shaf yang pertama adalah karena pandangan manusia. (Tazkiyatun Nufus ,Ahmad farid hal 15).

Kisah Teladan

Tatkala Abu Bakar dipuji di hadapan manusia maka ia berkutbah setelah itu dan riwayat ini shahih sebagaimana diriwayatkan oleh imam Ahmad dan yang lainnya ia berkata: “Ya Allah jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka persangkakan dan ampunkanlah apa-apa yang mereka tidak ketahui”, ia mengucapkan doa ini dengan keras untuk mengingatkan manusia bahwasanya ia memiliki dosa sehingga mereka tidak berlebih-lebihan kepadanya. Apakah hal ini sebagaimana yang kita lihat pada kenyataan dimana orang yang diagungkan semakin menjadi-jadi agar diagungkan dirinya??, orang yang mengagungkan juga semakin mengagungkan orang yang diikutinya?? Ini bukanlah jalan para sahabat radhiallahu ‘anhum, Umar terkadang ujub dengan dirinya -dan dia adalah seorang khalifah, orang kedua yang dikabarkan dengan masuk surga setelah Abu Bakar-, maka ia pun memikul suatu barang di tengah pasar untuk merendahkan dirinya hingga ia tidak merasa dirinya besar.

Hukum menyembunyikan amal

Para ulama menjelaskan bahwa keutamaan menyembunyikan amalan kebajikan (karena hal ini lebih menjauhkan dari riya) itu hanya khusus bagi amalan-amalan mustahab bukan amalan-amalan yang wajib. Berkata Ibnu Hajar: ”At-Thobari dan yang lainnya telah menukil ijma’ bahwa sedekah yang wajib secara terang-terangan lebih afdhol daripada secara tersembunyi. Adapun sedekah yang mustahab maka sebaliknya.” (Al-Fath 3/365). Sebagian mereka juga mengecualikan orang-orang yang merupakan teladan bagi masyarakat, maka justru lebih afdhol bagi mereka untuk beramal terang-terangan agar bisa diikuti dengan syarat mereka aman dari riya’, dan hal ini tidaklah mungkin kecuali jika iman dan keyakinan mereka yang kuat.
Imam Al-Iz bin Abdus Salam telah menjelaskan hukum menyembunyikan amalan kebajikan secara terperinci sebagai berikut. Beliau berkata, “Keta’atan (pada Allah) ada tiga:
1.Yang pertama, adalah amalan yang disyariatkan secara dengan dinampakan seperti adzan, iqomat, bertakbir, membaca Quran dalam sholat secara jahr, khutbah-kutbah, amar ma’ruf nahi mungkar, mendirikan sholat jumat dan sholat secara berjamaah, merayakan hari-hari ‘ied, jihad, mengunjungi orang-orang yang sakit, mengantar jenazah, maka hal-hal seperti ini tidak mungkin disembunyikan. Jika pelaku amalan-amalan tersebut takut riya, maka hendaknya dia berusaha bersungguh-sungguh untuk menolaknya hingga dia bisa ikhlas kemudian dia bisa melaksanakannya dengan ikhlas, sehingga dengan demikian dia akan mendapatkan pahala amalannya dan juga pahala karena kesungguhannya menolak riya, karena amalan-amalan ini maslahatnya juga untuk orang lain.
2.Yang kedua, amalan yang jika diamalkan secara tersembunyi lebih afdhol dari pada jika dinampakkan. Contohnya seperti membaca qiro’ah secara perlahan tatkala sholat (yaitu sholat yang tidak disyari’atkan untuk menjahrkan qiro’ah), dan berdzikir dalam sholat secara perlahan. Maka dengan perlahan lebih baik daripada jika dijahrkan.
3.Yang ketiga, amalan yang terkadang disembunyikan dan terkadang dinampakkan seperti sedekah. Jika dia kawatir tertimpa riya’ atau dia tahu bahwasanya biasanya kalau dia nampakan amalannya dia akan riya’, maka amalan (sedekah) tersebut disembunyikan lebih baik daripada jika dinampakkan.
Adapun orang yang aman dari riya’ maka ada dua keadaannya:
1.Yang pertama, dia bukanlah termasuk orang yang diikuti, maka lebih baik dia menyembunyikan sedekahnya, karena bisa jadi dia tertimpa riya’ tatkala menampakkan sedekahnya.
2.Yang kedua, dia merupakan orang yang dicontohi, maka dia menampakan sedekahnya lebih baik karena hal itu membantu fakir miskin dan dia akan diikuti. Maka dia telah memberi manfaat kepada fakir miskin dengan sedekahnya dan dia juga menyebabkan orang-orang kaya bersedekah pada fakir miskin karena mencontohi dia, dan dia juga telah memberi manfaat pada orang-orang kaya tersebut karena mengikuti dia beramal soleh.” Qowa’idul Ahkam 1/125 (Sebagaimana dinukil oleh Sulaiman Al-Asyqor dal kitabnya Al-Ikhlash hal 128-129).
Tentunya kita lebih mengetahui diri kita, kita termasuk orang yang aman dari riya atau tidak.(DI Nukil dari Hadist web3/Penyakit Riya&Gila popularitas/Ust.Firanda)

Sebuah Nasehat
لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَمَا أُمِرُوا إِلا
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus……..(Qs.al bayyinah:5)
Orang yang riya berciri tiga, yakni apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia malas, dan selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang munafik ada tiga tanda yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR. Ibnu Babawih).
Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, seseorang melakukan amal (kebaikan) dengan dirahasiakan dan bila diketahui orang dia juga menyukainya (merasa senang)." Rasulullah Saw berkata, "Baginya dua pahala yaitu pahala dirahasiakannya dan pahala terang-terangan." (HR. Tirmidzi)

Semoga kita semua di beri kekuatan oleh Allah dalam menjalankan Agama Islam dengan Ikhlas.Agar kelak di Akhirat nanti kita tidak termasuk orang orang yang merugi.Akhirul kalam mari kita tutup dengan Doa Abu Bakar,
“Ya Allah jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka persangkakan dan ampunkanlah apa-apa yang mereka tidak ketahui”
Wallahu A’lam Bi Showab

Minggu, 14 Februari 2010

mengobati kesedihan


وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha: 124)

Manusia hidup tidak berada dalam satu kondisi yang tetap dan tidak berubah. Ketika seseorang hidup bahagia tidak selamanya ia akan merasakan bahagia. Dan ketika ia merasakan kesedihan pun tidak akan selamanya merasakan hidup sedih. Bahagia dan sedih akan datang silih berganti menghampiri manusia. Kondisi yang seperti ini menimpa seluruh manusia, kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah.

Dan setiap manusia memiliki cara tersendiri untuk mengobati penyakit tersebut. Dan tidak jarang cara-cara tersebut hanya bisa menghilangkan kesedihan sementara, lalu setelah itu justru mendatangkan kesengsaraan yang bertambah parah. Maka kita dapatkan kebanyakan mereka menghilangkan kesedihan dengan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba, merokok, mendatangi dukun, mendengarkan musik dan lain-lain yang jelas-jelas diharamkan oleh Allah. Dengan cara seperti itu bukanlah ketenangan dan kelapangan hati yang mereka dapatkan tetapi justru kesempitan dan kesengsaraanlah yang mereka rasakan, karena mereka telah jauh dari tuntunan Islam. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha: 124)

Adapun kita kaum Muslimin, maka kita memiliki cara tersendiri untuk menghilangkan penyakit tersebut, tentunya dengan obat-obat yang telah diberikan oleh Allah dan RasulNya. Berbagai obat berikut ini tidak bisa dilakukan salah satu tanpa yang lain. Sebab pada prinsipnya, antara satu dengan yang lain terkait erat.

Obat yang pertama adalah mengingat Allah sebagaimana firman Allah

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. (ar-Ra’d:28)

Dengan sangat jelas Allah menunjukkan bahwa cara untuk meraih ketenangan jiwa dan kebahagiaan hidup adalah dengan mengingat Allah.

Kedua; Ingat Allah tentu bukan sekedar menyebut-nyebut nama-nama Allah. Ingat Allah harus diwujudkan dengan berbagai ketaatan dan peribadatan kepada Allah serta melakukan berbagai amal shaleh. Ketaatan, ibadah dan amal shaleh itu akan memberikan kekuatan batin tersendiri bagi seorang manusia sehingga ia tidak akan terlarut ke dalam kesedihan.

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (an-Nahl:97)

Di dalam ayat ini Allah memberitahukan bahwa kehidupan yang membahagiakan (hayatan thayyiba) akan bisa diraih dengan iman dan amal shalih. Logikanya, ketika seseorang melakukan tindak kebaikan kepada sesame, maka ia akan cdenderung bisa melupakan factor-faktor yang menyebabkan kegalauan di hati. Selain itu memang Allah akan memberikan balasan tersendiri akibat dari amal kebaikannya itu. Firman Allah

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar. (an-Nisa’:97)

Ketiga; kita meyakini bahwa kesedihan dan kesusahan yang menimpa kita, sudah ditaqdirkan oleh Allah. Sesuatu yang ditaqdirkan oleh Allah itu ada kalanya bisa kita usahakan perubahannya, dan ada kalanya tidak bisa diubah sama sekali oleh manusia. Maka ketika kita menyadari hal tersebut akan tenanglah hati kita dan lapanglah dada kita. Hanya saja memang untuk memiliki keyakinan yang kuat tentang taqdir ini perlu proses yang relative panjang. Maka sebelum datangnya kesedihan yang mendalam, kita harus senantiasa mempelajari agama dengan benar, agar ketika Allah menguji kita dengan berbagai persoalan kita sudah siap dengan sikap imani.

Keempat; Kita pun harus yakin bahwa persoalan hati kita sesungguhnya tidak ada di bawah kendali kita. Hati kita selalu bergejolak. Yang sanggup menenangkan adalah Allah swt. Karena itu obat berikutnya adalah do’a-do’a yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam menghadapi kesedihan. Di antara do’a itu sebagaimana yang diriwayatkan dari sahabat Ibnu Mas’ud ra. bahwasannya Nabi saw bersabda,

مَا أَصَابَ عَبْدًا هَمٌ وَلاَْ حُزْنٌ، فَقَالَ: اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ، وَابْنُ عَبْدِكَ، وَابْنُ أَمَتِكَ، نَاصِيَتِي بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صدَْرِي، وَجِلاءَ حُزْنِي، وَذَهَابَ هَمِّي وَغَمي إِلا أَذْهَبَ اللَّهُ هَمَّهُ وَغَمهُ، وَأَبْدَلَهُ مَكَانَ حُزْنِهِ فَرَحًا

“Tidaklah seorang hamba tertimpa kesusahan dan kesedihan kemudian dia berdo’a, “Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak hamba laki-lakiMu, dan anak hamba perempuanMu, ubun-ubunku di tanganMu, berlaku kepadaku hukumMu, adil atasku QadhaMu (keputusanMu), aku meminta kepadaMu dengan seluruh nama-namaMu (yaitu) yang Engkau namakan diri Engkau dengan nama tersebut, atau yang Engkau turunkan di kitabMu, atau yang Engkau ajarkan kepada kepada salah satu hambaMu, supaya Engkau menjadikan al-Qur’an penyiram hatiku, cahaya dadaku, pengusir kesedihanku, penghilang kecemasan dan kegelisahan, kecuali Allah akan menghilangkan kesusahannya dan menggantinya dengan kesenangan.”

Do’a yang diajarkan oleh Rasulullah tersebt sesungguhnya memiliki makna yang sangat dalam. Agar efek do’a semakin terasa tentunya di dalam berdo’a dengan do’a di atas harus kita fahami makna yang terkandung di dalamnya. Sebab dengan memahami maknanya kita bisa menghadirkan hati kita di dalam berdo’a. dan menghadirkan hati ketika berdo’a merupakan salah satu syarat terkabulnya do’a seseorang. Karena Allah tidak menerima do’a seorang yang hatinya lalai, dan salah satu sebab kelalaian tersebut adalah tidak fahamnya kita dengan kandungan makna do’a tersebut.

Ibnu al-Qayim Rh menjelaskan kandungan makna do’a tersebut sebagai berikut:

Pengakuan seorang hamba bahwa dia adalah hamba Allah, seorang makhluk yang harus tunduk dan patuh terhadap semua perintah, dan ini menunjukkan bahwa dia tidak bisa lepas dari pertolongan Allah, walaupun hanya sekejap mata. Ini juga menumbuhkan keyakinan bahwa hanya Allahlah yang bisa menghilangkan kesedihannya.
Persaksian dia bahwa ubun-ubunnya, dan ubun-ubun seluruh makhluk berada di tangan Allah, oleh sebab itu dia tidak merasa takut dengan makhluk karena dia sadar bahwa dia dan makhluk lain sama kedudukannya sebagai seorang hamba, dan makhluk yang lain tidak bisa memberikan manfaat maupun menimpakan mudharat kepada dirinya.

Memulai do’anya dengan tawassul yang disyari’atkan, yaitu dengan bertawassul dengan nama-nama Allah, baik yang diketahui oleh manusia maupun yang tidak. Ini adalah dalil bahwa nama-nama Allah tidak terbatas jumlahnya, karena di antara nama-nama Allah ada nama-nama yang hanya Allah sendiri yang tahu, berarti sesuatu yang tidak bisa diketahui oleh manusia tidak mungkin bisa dihitung.

Dalam do’a ini terkandung permintaan seorang hamba supaya Allah Ta’ala menjadikan al-Qur’an sebagai “Rabi’” bagi hatinya. Rabi’ adalah air hujan, maka Nabi menyerupakan menyerupakan al-Qur’an dengan air hujan, karena sebagaimana air hujan menumbuhkan bumi, maka al-Qur’an pun menghidupkan hati. Dan apabila hati kita hidup, maka hiduplah seluruh anggota badan kita.

Kemudian permintaan hamba supaya al-Qur’an dijadikan cahaya bagi dadanya, karena dada yang bercahaya dan hati yang hidup adalah sumber kelapangan dan kebahagiaan seseorang.

Permintaan seorang hamba supaya Allah menjadikan al-Qur’an penghilang kesedihannya, karena kalau kesedihan dihilangkan dengan al-Qur’an, maka kesedihan tersebut tidak akan kembali. Berbeda halnya apabila dihilangkan dengan selainnya seperti harta, anak, istri, jabatan atau apapun selainnya, maka kesedihan akan kembali ketika obat-obat selain al-Qur’an itu pergi.

Dianjurkan bagi yang mendengar hadits ini untuk mengamalkannya sebagaimana perintah Nabi kepada para sahabatnya pada hadits di atas.

Maka kesimpulannya, kesedihan dan kesempitan hati tidak akan bisa dihilangkan kecuali dengan tauhid/ pemahaman yang benar tentang Allah, dan dengan al-Qur’an yaitu dengan menjadikan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi hidup kita, yang senantiasa kita pahami serta kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Itulah obat yang dicontohkan oleh Nabi untuk menghilangkan kesedihan dan kesusahan dan ini menunjukkan betapa sempurnanya agama kita. Tidaklah ada satu kebaikan pun kecuali kita sudah dijelaskan dan tidaklah ada satu keburukan pun kecuali kita sudah diperingatkan untuk menjauhinya.

Kemudian kita juga diharuskan untuk menjauhi sebab-sebab munculnya kesedihan dan kesempitan hati yaitu dengan menjauhi sikap berpaling dari al-Qur’an sebagaimana firman Allah,

“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (QS. Thaha: 124)(Abahzacky@wordpress)